Ada Wanita Bunuh Diri dengan Tangan Putus, Jembatan Bajarum Mulai Ditakuti

kecelakaan
BUNUH DIRI: Seorang wanita tergeletak di badan jalan Jembatan Bajarum, Kecamatan Kotabesi, Kabupaten Kotim, usai menghantam tiang jembatan, Minggu (31/7). (IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, RadarSampit.com – Kejadian tragis di Jembatan Bajarum yang menewaskan seorang perempuan muda dengan tangan putus membawa efek kawula muda setempat. Khususnya bagi mereka yang setiap sore hingga larut malam menjadikan jembatan itu sebagai lokasi tongkrongan.

”Sejak ada kejadian perempuan yang tangannya putus akibat kecelakaan tunggal di jembatan itu, anak-anak muda yang biasanya mangkal di atas  jembatan hingga malam berkurang. Entah karena kejadian ngeri itu atau faktor lain,” kata Frans Bentar, Sekretaris Desa Bajarum, Kecamatan Kotabesi.

Bacaan Lainnya

Menurut Frans, sebelum kejadian itu, Jembatan Bajarum yang membentang di Sungai Mentaya Kota Sampit tersebut menjadi lokasi yang digandrungi anak muda. Terutama pada akhir pekan.

Anak muda dari sejumlah desa di Kotabesi dan Cempaga, kerap hadir di tongkrongan legendaries tersebut. ”Sekarang memang masih ada yang duduk di daerah itu. Tapi hanya sore. Sebelum Magrib mereka sudah pulang dan membubarkan diri,” kata Frans.

Baca Juga :  Pedagang Kawasan Islamic Center Ditenggat Sepekan

Jembatan Bajarum sepanjang 380 meter itu dibangun pada tahun 1980. Jembatan itu termasuk dalam Jalan Trans-Kalimantan poros selatan.

Sebagai warga setempat, kata Frans, mereka masih belum menerima informasi secara utuh penyebab kecelakaan perempuan di atas jembatan yang terputus tangannya tersebut. Kejadian itu dinilai menimbulkan suasana horor bagi warga, terutama mereka yang kerap melintas tengah malam.

Sementara itu, Lina warga Cempaga mengakui sejak kejadian itu mereka tidak pernah lagi menjadikan jembatan sebagai tongkrongan. Sebelumnya dia bersama rekannya kerap nongkrong di jembatan tersebut setiap akhir pekan.

”Kemarin sih sering. Kalau pulang dari Sampit ke kampung, pasti singgah sebentar di jembatan, karena memang kalau sore sampai senja ramai. Sekarang saya tidak mau lagi. Dimarahi orang tua, karena ada kejadian tersebut,” kata Lina. (ang/ign)



Pos terkait