Arus Masih Deras, Jangan Bekanjur Di Sungai Arut Pangkalan Bun Dulu

bekanjur 1
BERENANG DI SUNGAI: Para remaja memanfaatkan meningkatnya debit air Sungai Arut dan derasnya arus untuk bekanjur, Sabtu (24/9). (Sulistyo/Radar Pangkalan Bun)

PANGKALAN BUN, RadarSampit.com – Meningkatnya debit Sungai Arut di Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dimanfaatkan oleh puluhan remaja putra dan putri untuk bekanjur.

Puluhan remaja ini menggunakan pelampung dari ban dalam truk, mengikuti arus sungai hingga beratus-ratus meter. Aktivitas ini dinilai berbahaya karena rawan terjadi kecelakaan air maupun kram kaki sehingga membahayakan jiwa mereka.

Terlebih rute yang dilalui merupakan jalur perlintasan perahu getek penyeberangan, bila tidak waspada maka risikonya akan tertabrak.

Ditambah lagi ancaman predator air terus meningkat, mengingat beberapa hari lalu di anak Sungai Arut yang menuju Desa Kumpai Batu Bawah terdapat buaya yang memangsa ternak warga.

Pada banjir besar sebelumnya, aktivitas bekanjur ini nyaris merenggut korban jiwa, setelah salah satu remaja mengalami kram dan hampir tenggelam.

Warga bantaran Sungai Arut kerap memperingatkan mereka agar berhati-hati. Bahkan, tak jarang menegur para remaja yang bekanjur dengan mengenakan celana panjang seragam sekolah.

“Sebelum bekanjur mereka jalan dulu, dan pasti lewat sini, sering kita tegur karena berbahaya. Apalagi arus deras, kita yang hidupnya di bantaran saja ngeri, apalagi mereka yang tidak tahu kondisi Sungai Arut seperti apa,” kata Joni warga Kelurahan Raja, Minggu (24/9).

Baca Juga :  Rencana Penyelundupan Kayu Ke Pulau Jawa Gagal Total

Kepala Bidang Pemadam Kebakaran, Satpol PP dan Damkar Kabupaten Kotawaringin Barat, Agus Dwi Suhartono mengatakan bahwa sebenarnya mereka tidak bosan mengimbau masyarakat, khususnya remaja yang nekat bekanjur.

“Mereka yang ikut bekanjur, bila tidak bisa berenang agar tidak ikut teman-temanya, mengingat arus begitu deras, dan kepada mereka agar mengenakan alat keselamatan,” katanya.

Menurutnya saat banjir kegiatan bekanjur seolah menjadi tradisi bagi masyarakat, dimungkinkan ini sarana hiburan bagi warga terdampak banjir.

“Kita hanya imbau mereka waspada dan tetap berhati-hati, saat banjir seperti ini informasinya buaya masuk hingga ke perkampungan, harus waspada,” pungkasnya. (tyo/sla)



Pos terkait