ASTAGA!!! Korban Video Call Sex di Kalteng Terus Berjatuhan, Ada Calon Doktor

video mesum
Ilustrasi

”Korbannya sudah puluhan. Modusnya selalu sama. Rata-rata korban dan pelaku tidak pernah bertemu secara nyata, hanya di media sosial. Dominan korban perempuan, baik yang ibu-ibu, cerai, hingga yang masih ada suaminya. Makanya, stop VCS,” tegasnya.

Erlan melanjutkan, VCS juga bisa berdampak sangat buruk bagi korban. Pihaknya pernah menangani kasus VCS yang membuat korbannya sampai bercerai.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Menurut Erlan, pelaku rata-rata berasal dari luar daerah, seperti Sumatera dan Jawa. Ada juga dari luar negeri, yakni Palestina. Mereka hanya diberikan edukasi dan tak dijerat secara hukum, karena video tersebut belum disebar. Undang-undang terkait kasus asusila memang menggugurkan pidana ketika konten mesum yang dibuat untuk kepentingan pribadi dan tak disebar ke pihak atau orang lain.

”Semua pelaku kami edukasi dengan baik. Rata-rata curhat atau aduan terkait VCS itu diselesaikan dengan baik setelah edukasi dan peringatan tentang undang-undang pornografi dan ITE. Jadi, silakan datang ke Humas Polda jika jadi korban. Jangan takut melapor,” katanya.

Baca Juga :  Food Estate Mampu Pulihkan Perekonomian

Erlan melanjutkan, para korban ada yang mengalami kerugian mencapai puluhan juta rupiah lantaran takut video mesumnya tersebar dan diketahui publik. Di sisi lain, pihaknya juga sudah beberapa kali meneruskan kasus tersebut ke ranah hukum apabila pelaku telah menyebarkan video atau foto korban ke media sosial.

”Jika sudah tersebar, kami akan tindak lanjuti ke tim Cyber Polda Kalteng. Sudah ada beberapa yang ditangani secara hukum. Kami harap tak ada lagi yang jadi korban dan melakukan perbuatan melanggar hukum,” katanya. (daq/ign)



Pos terkait