Begini Kondisi Jemaah Haji Kotim di Tanah Suci

jemaah haji kotim di tanah suci
Ilustrasi. (jawapos.com)

SAMPIT, RadarSampit.com – Sebanyak 91 jemaah haji asal Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dikabarkan dalam kondisi sehat. Rabu (6/7) malam, mereka melaksanakan salat Taubat sekaligus menyambut persiapan pelaksanaan puncak ibadah haji yang akan dimulai saat pelaksanaan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah 1443 Hijriah atau Jumat (8/7).

Puncak ibadah haji akan dilaksanakan selama lima hari terhitung sejak 9-13 Dzulhijah 1443 Hijriah atau 8-12 Juli 2022 masehi. ”Malam ini (kemarin, Red) mulai dari salat Magrib sampai waktu Isya, jemaah melaksanakan salat Taubat sekaligus mempersiapkan diri menghadapi puncak ibadah haji di lantai 18 Hotel Mekkah,” kata Kepala Kemenag Kotim Elly Saputra melalui Kepala Seksi Penyelenggara Ibadah Haji dan Umrah Kemenag Kotim Sublianur, Rabu (6/7).

Bacaan Lainnya

Sublianur menuturkan, pada Kamis (7/7) atau 8 Dzulhijah 1443 Hijriah, jemaah haji akan diberangkatkan menuju Arafah dan telah mengenakan pakaian ihram (dua helai kain putih yang tidak dijahit). Para jemaah akan beristirahat menempati tenda yang telah disediakan dan melakukan mabit (menginap) di Arafah.

Baca Juga :  Berkurang Drastis, Kuota Jemaah Haji Kotim Dijatah Segini

”Besok (hari ini, Red) pagi mulai jam 07.00-17.000 waktu Arab Saudi akan diberangkatkan melakukan perjalanan menuju Arafah. Keesokan harinya, jemaah akan mulai melaksanakan wukuf di Arafah. Dimulai dengan mendengarkan khotbah, salat Zuhur, dan Ashar berjemaah dijamak dan diqashar,” katanya.

Wukuf merupakan salah satu rukun haji yang paling utama dan paling inti dari serangkaian ibadah haji. Wukuf diartikan untuk berdiam diri sejenak di Padang Arafah setelah tergelincirnya matahari yang condong ke arah barat pada 9 Dzulhijah sampai terbit fajar pada hari kurban. Selama ibadah wukuf, jemaah dianjurkan mengisi kegiatan dengan berdoa dan berdzikir.

”Setelah wukuf, seluruh jemaah secara bertahap diberangkatkan ke Muzdalifah untuk bermalam sekaligus mengambil batu minimal 49 butir untuk nafar awal (meninggalkan Mina setelah melontar ketiga jumrah ula, wustha, dan aqobah, Red)dan 70 butir untuk nafar tsani (meninggalkan Kota Mina setelah melemparkan ketiga jumrah pada 13 Dzulhijah). Kemudian, jemaah secara bertahap diberangkatkan ke Mina untuk mabit sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH),” katanya.



Pos terkait