Belasan Sapi Kobar Diduga Tertular PMK, Pemkab Larang Pasokan dari Daerah Ini

TERNAK-SAPI
TERNAK: Ratusan ternak sapi yang mendarat di pelabuhan Kumai, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar pada bulan April 2022 silam. (IST/RADAR SAMPIT)

PANGKALAN BUN, RadarSampit.com – Belasan ternak sapi di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) diduga kuat terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) yang saat ini sedang mewabah di Indonesia. Ditemukannya suspek terhadap sapi-sapi yang terpapar penyakit mulut dan kuku itu pertama kali dilaporkan oleh petugas jagal di rumah pemotongan hewan (RPH) di Kelurahan Baru dan di Kelurahan Sidorejo.

Berdasarkan laporan bahwa sapi-sapi tersebut mempunyai tanda-tanda demam tinggi, mengeluarkan liur yang berlebihan, luka di bagian bibir seperti sariawan, serta terdapat luka di bagian kuku kaki.

Bacaan Lainnya

Sapi-sapi yang diduga mengidap PMK tersebut sudah ada yang dipotong dan dijual di sejumlah pasar tradisional, namun selama pengolahan daging ayam tersebut dilakukan dengan benar, tidak berbahaya bagi manusia.

Sekretaris Dinas Kesehatan Hewan Haryo Prabowo melalui Kabid Pembibitan dan Produksi Risanti mengatakan, dalam bulan April dalam menghadapi Lebaran, sapi-sapi berdatangan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Baca Juga :  Percepat Kekebalan Kelompok di Kapuas

“Tapi justru kasus PMK meningkat pascalebaran, dan dokter hewan yang berwenang yang mendapat laporan segera melakukan pengamatan dan pemeriksaan di lokasi, dan ternyata  sapi-sapi tersebut memang mengarah ke penyakit mulut dan kuku,” terangnya, Rabu (11/5).

Berdasarkan pengamatan dan pemeriksaan yang dilakukan dokter hewan, pemerintah segera membuat laporan informasi sistem kesehatan hewan nasional dan terupdate secara luas secara nasional terkait kejadian kasus tersebut berada di daerah mana.

Kasus suspeck PMK di Kobar akhirnya mendapat perhatian dari Pusvetma Veteriner Banjarbaru. Petugas menurunkan tim untuk melakukan investigasi terhadap dugaan adanya sapi yang terjangkit PMK baik di Kelurahan Baru maupun di Sidorejo.

“Dilakukan pengambilan sampel untuk mendiagnosa apakah sapi tersebut terpapar PMK, dan salah satu tim menyerahkan langsung ke Pusvetma di Surabaya, namun sampai saat ini belum ada hasil dari laboratorium,” ungkapnya.

Adanya gejala PMK terhadap sebanyak 11 sapi di dua kelurahan  tersebut, pemkab mengambil kebijakan melarang pasokan sapi-sapi  dari Jawa Timur dan Aceh ke Kotawaringin Barat.



Pos terkait