Biaya Bangun Rumah Kian Mahal, Minat Warga Kotim Tak Terpengaruh

Biaya pembangunan perumahan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian mahal
NAIK HARGA: Tumpukan semen tersusun rapi di gudang milik Toko Karya Abadi Jalan Tartar. (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Biaya pembangunan perumahan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian mahal. Hal itu seiring dengan bergerak naiknya harga sejumlah material bahan bangunan di pasaran. Meski demikian, kondisi tersebut tak memengaruhi sebagian warga Kotim untuk tetap membangun atau merehab rumah.

Pantauan Radar Sampit, harga semen merek Gresik kemasan 50 kg naik sebesar Rp 4 ribu dari Rp 52 ribu per sak menjadi Rp 56 ribu per sak. ”Posisi harga semen akhir tahun masih kami jual Rp 52 ribu per sak. Mulai awal tahun, semen naik menjadi Rp 56 ribu per sak,” kata Setia Wijaya, pemilik Toko Karya Jaya Abadi, Selasa (8/2).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, penyebab kenaikan harga semen dipicu harga batu bara yang mengalami kenaikan, sehingga berimbas terhadap harga jual semen. Meski demikian, kenaikan harga semen tak menyurutkan minat masyarakat Kotim untuk membangun properti.

”Pandemi Covid-19 tidak membawa dampak yang signifikan terhadap minat masyarakat membangun rumah. Kecuali pada awal penyebaran Covid-19, terasa penurunannya,” ujar Setia.

Baca Juga :  Pemkab Kotim Bahas Isu Strategis Pembangunan

Dalam sebulan, pihaknya bisa memesan tiga kali sekitar 30 ribu sak semen dalam sebulan. ”Pesannya tergantung permintaan. Sebulan bisa terjual 30 ribu per sak,” katanya.

Berbeda halnya dengan besi beton. Penjualan besi beton mengalami penurunan sekitar lima persen. ”Per 6 Januari 2022, besi beton ukuran 10 asli kami jual Rp 95 ribu per batang (panjang 11-12 meter), besi beton ukuran 10 SNI Rp 80 ribu per batang. Besi ukuran 8 asli Rp 59 ribu per batang dan ukuran 8 SNI Rp 48 ribu per batang,” ujarnya.

Sementara itu, penjualan tanah uruk dijual Rp 300 ribu per rit, pasir yang dikenal dengan sebutan pasir Sampit dijual dengan harga Rp 500 ribu per rit, pasir cor atau pasir putih yang biasa disebut pasir Bangkal dijual di kisaran Rp 800-1 juta per rit.

”Semuanya rata-rata tahun ini naik Rp 50 ribu. Malahan Desember lalu penjualan pasir cor naik sampai ada yang jual Rp 900 – Rp 1,2 juta per rit. Kami (sopir) waktu itu sempat lama tak kerja karena ada penertiban lokasi galian C,” kata Yuri, sopir angkutan bahan material bangunan.



Pos terkait