Dalam lomba FLS3N tahun ini, peserta jurnalistik ditantang menulis berita feature, jenis tulisan yang tidak hanya menyampaikan fakta, tapi juga menggugah rasa.
Arkan menyambut tantangan ini dengan penuh semangat. Ia memilih menulis kisah inspiratif seorang pelajar dari Kecamatan Seranau, wilayah yang dipisahkan Sungai Mentaya dari pusat Kota Sampit.
Artikel yang ditulisnya berjudul “Cahaya di Keheningan Kampung Seberang” mengangkat sosok Cristian Pinto, siswa dari keluarga sederhana yang berhasil mencetak prestasi nasional di tengah keterbatasan.
”Cerita Cristian Pinto ini menarik, ia berasal dari keluarga sederhana. Tapi bisa memperoleh banyak kejuaraan dengan banyaknya tantangan yang ia hadapi. Ceritanya menjadi inspirasi, bahwa untuk memperoleh prestasi bisa dimulai tanpa harus melihat background keluarga. Selama ada niat dan tekad yang kuat pasti bisa,” ujar Arkan tentang tokoh dalam tulisannya.
Proses pengerjaan artikel itu tidak singkat. Arkan membutuhkan satu hari observasi, satu hari wawancara, dan tujuh hari penulisan. Dua hari tambahan ia gunakan untuk menyunting tulisan, mengecek kesalahan ketik, dan menyelaraskan dengan kaidah KBBI dan EYD.
”Kesulitan utamanya saat membuat penghubung antarparagraf dan menghindari pengulangan kata,” ungkapnya.
Berita feature dengan judul ”Cahaya di Keheningan Kampung Seberang” dia tulis dengan sangat menginspirasi dan menyentuh, struktur tulisan rapi, mudah diikuti, dengan narasi yang mengalir, serta suasana wawancara yang mendalam.
Saat hari penjurian tiba, Arkan sempat dilanda kegugupan. Namun, dia telah mempersiapkan diri dan mental agar tidak down saat hari penjurian. ”Deg-degan, agak tegang. Tapi saya berusaha untuk rileks dan percaya diri,” ujarnya.
Lomba jurnalistik FLS3N tahun ini meninggalkan kesan tersendiri bagi Arkan. Selain penuh tantangan, juga pengorbanan waktu yang banyak.
Usahanya terbayar. Pengumuman juara dibacakan usai lomba, dan nama Muhammad Rizky Arkan disebut sebagai peraih peringkat pertama cabang jurnalistik.