Developer Perumahan Sampit Menjerit

Desak Pemerintah Atasi Meroketnya Harga Material

galian-c
Ilustrasi. (net)

SAMPIT, radarsampit.com – Kenaikan harga material bangunan berupa pasir dan tanah uruk membuat pengembang perumahan menjerit. Pasalnya, harga pasir mencapai seratus persen dalam beberapa pekan belakangan. Pemkab Kotim diminta turun tangan mengatasi masalah tersebut.

”Kami dari developer sudah membuat anggaran membangun sebuah rumah itu nilainya berapa. Akhir-akhir ini harga bahan bangunan terus naik. Terlebih pasir dan tanah uruk,” kata Norbet Hariswan, Direktur PT Teratai Mas Sejahtera, Senin (10/4).

Bacaan Lainnya

Menurut Norbet, melonjaknya harga pasir dan tanah uruk membuat pihaknya harus menyiasati berbagai macam cara. Adapun harga tanah uruk, apabila membeli langsung di lokasi galian C di Jalan Jenderal Sudirman, harga yang awalnya Rp70 ribu, menjadi Rp150 ribu. Apabila menggunakan jasa truk, dari sebelumnya satu rit Rp250-270 ribu, naik menjadi Rp450 ribu.

”Kami selaku developer berharap pemerintah daerah membijaki kenaikan harga pasir dan tanah uruk. Apalagi kondisi tanah mayoritas di Sampit perlu tanah uruk dan pasir dalam jumlah banyak,” ujarnya.

Baca Juga :  Banyak Puskesmas di Kotim Belum Penuhi Standar 

Menurut Norbet, pembangunan rumah subsidi dari pemerintah memerlukan material galian C, yaitu pasir, tanah, dan batu. Jika material tidak tersedia, pembangunan fisik dipastikan akan terhambat. Tahun ini, target pembangunan rumah bersubsidi di Kotim sekitar 1.200 unit.

Meroketnya harga material berdampak pada program tersebut. Harga satu unit rumah yang saat ini berkisar Rp164 juta, diperkirakan akan naik jika harga pasir dan tanah naik. ”Kami minta pemerintah setidaknya intervensi pengusaha yang seenaknya,” katanya. (ang/ign)



Pos terkait