Di Tengah Pandemi, Poktan Karya Mufakat Sukses Kembangkan Padi Unggul Nasional

panen raya
PANEN RAYA: Bupati Kotim Halikinnor bersama Wakil Bupati Kotim Irawati dan sejumlah pejabat saat panen raya padi di Poktan Karya Mufakat, Kelurahan Kotabesi Hulu, Kecamatan Kotabesi, beberapa waktu lalu.(YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor didampingi Wakil Bupati Kotim Irawati bersama Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kotim Sepnita dan sejumlah pejabat lainnya mengikuti panen raya padi bersama petani dan Kelompok Tani (Poktan) Karya Mufakat di area persawahan Desa Sungai Sugih, Kelurahan Kotabesi Hulu, Kecamatan Kotabesi, Kamis (8/4).

Panen raya yang dilakukan di tengah pandemi Covid-19 tersebut dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan (prokes). Di lokasi acara, pihak penyelenggara dari Dinas Pertanian juga menyediakan fasilitas cuci tangan.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, Desa Sungai Sugih merupakan salah satu lumbung padi kecamatan setempat, khususnya Kotim. ”Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu petani di Sungai Sugih ini, yang pada masa pandemi masih tetap melaksanakan pertanaman tanpa ragu dan takut,” ujarnya.

Menurutnya, panen raya tersebut merupakan bentuk syukur terhadap hasil yang sudah diperoleh dari kerja keras petani pada musim tanam ini. Di atas lahan dengan luasan 125 hektare (ha), dengan produksi hingga 6 ton padi kering giling per satu hektare lahan. Nilai jual per kilogram (Kg) Rp 10. 000 – Rp 12.000 dan gabah antara Rp 5.000 – Rp 6. 000/kg.

Baca Juga :  Distribusi Sembako Murah BGA Group dan Polres Kotim Terus Berlanjut

”Saya tahu kalau di sungai-sungai ini petani sudah melaksanakan penanaman dua kali dalam setahun. Bahkan ada yang sampai tiga kali setahun, seperti yang sekarang ini,” ucapnya. Dia berharap indeks pertanaman (IP) bisa terus ditingkatkan, sehingga lokasi pertanaman padi di Sungai Sugih bisa mencapai IP 300.

Halikinnor mengimbau perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk membeli beras dari petani. Dia juga minta dinas terkait berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk penanganan pascapanen.

”Jadi, ke depan ada penanganannya pascapanen dengan harapan beras ini memiliki kemasan yang baik, sehingga mudah dipasarkan. Ke depannya kami juga akan melengkapi infrastrukturnya, seperti membuat pipanisasi. Termasuk juga jalan usaha taninya dilebarkan dan ditingkatkan,” katanya.

Plt Kadis Pertanian Kotim Sepnita mengatakan, Kobes merupakan sentra produksi padi di Kotim. Berbeda dengan di wilayah selatan yang lebih fokus pada pengembangan varietas unggul lokal, yaitu siam epang. Di Kotabesi lebih fokus pada pengembangan padi unggul nasional. Padi yang dikembangkan adalah benih padi Inpari 30, Inpari 42, Ciherang, dan benih padi Situ Bagendit.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *