Dinkes Kotim Tegaskan Penyakit yang Serang Warga Cempaga Bukan Cacar Monyet

cacar monyet
MENULAR: Bagian telapak tangan warga di Cempaga yang seolah melepuh. (IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Mariani  mendesak Pemkab Kotim segera menangani wabah penyakit yang menimpa sejumlah warga di Kecamatan Cempaga. Terlepas jenis penyakitnya, mereka mengharapkan pemerintah hadir tanpa harus ada laporan resmi.

”Terlepas apa pun jenis penyakit yang menimpa warga, kami menekankan dinas teknis segera turun ke lapangan melakukan pengecekan dan menganalisa secara medis,” kata  Mariani, Senin (3/4).

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Menurutnya, dengan segera turunnya instansi terkait, diharapkan warga mendapatkan penanganan secara medis. Apalagi masyarakat kabarnya masih mengobati penyakit itu secara mandiri. Mariani khawatir jika penyakit tersebut lambat ditangani, akan semakin banyak yang terjangkit.

”Kami khawatirnya ini jadi wabah dan banyak menjangkiti warga lainnya, karena penyakit semacam ini tentunya perlu penanganan khusus dan perlu menghindari kontak dengan mereka yang sudah terjangkit,” ujar politikus Golkar itu.

Baca Juga :  CATAT!!! Ribuan Bendera Dibagikan Akhir Pekan Ini

Sementara itu, Camat Cempaga Ady Chandra mengatakan, pihaknya sudah turun menelusuri warganya yang terkena penyakit tersebut. ”Jadi, sudah kami turunkan dan mendapatkan hasil jika warga yang menyatakan itu cacar atau cacar monyet, ternyata bukan. Itu penyakit kulit jenis koreng gatal,” ujar Ady Chandra.

Sejauh ini, lanjutnya, dinas teknis sudah turun tangan dan menangani kasus itu. Pihaknya masih menemukan dua anak yang terjangkit penyakit yang hampir menyerupai cacar tersebut.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim telah turun menelusuri penyakit yang menimpa warga tersebut. Penyakit itu bukan sebagai cacar monyet, tetapi hanya penyakit gatal biasa atau dikenal dengan sebutan scabies.

”Tim kami sudah ke lapangan. Diagnosa sementara, bukan moonkeypox tapi sakit kulit biasa atau scabies. Selain itu, pasien tidak pernah berobat ke faskes dan sebagian sudah sembuh,” ujar Kepala Dinkes Kotim Umar Kaderi. (ang/ign)



Pos terkait