GAWAT! Banteng Kalimantan Terancam Punah

Di Lamandau Tersisa 20 Ekor Saja

banteng
TERANCAM PUNAH: Banteng Kalimantan yang berhasil terekam dari kamera trap yang dipasang oleh tim Yayorin, Selasa (10/1/2023). (ANTARA/HO-Dokumentasi Yayorin)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Populasi Banteng Kalimantan (Bos Javanicus Lowi) di habitat Hutan Belantikan Hulu, Kecamatan Belantika Raya, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah semakin berkurang dan hanya tersisa sekitar 20 ekor.

“Dari data riset kami melalui tangkap kamera tahun 2018, diperkirakan tinggal ada dua kelompok atau sekitar 20 ekor banteng Kalimantan di hutan Belantika Hulu,” ujar Koordinator Riset Yayasan Orangutan Indonesia (Yayorin), Gusti Wicaksana.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Dijelaskan Gusti, tim dari Yayorin pertama kali melakukan riset Banteng Kalimantan di Hutan Belantikan Hulu pada 2003 dengan memasang kamera trap di beberapa titik. Pada tahun tersebut diperkirakan sebanyak 30 hingga 40 ekor banteng yang berhasil terekam melalui kamera.

“Karena Hutan Belantikan Hulu ini bukan hutan lindung, tapi merupakan hutan produksi dengan luas 3.000 hektare, sehingga bisa dengan mudah orang luar masuk dan mudah juga terjadinya perburuan di sana,” kata Gusti.

Selain dari faktor perburuan oleh manusia, berkurangnya habitat hewan yang sudah masuk apendiks satu kritis atau terancam punah tersebut juga karena reproduksi lebih lama. Apalagi, belum tentu seluruh betina produktif.

Baca Juga :  Waspadai Jalur Maut Cempaga, Banyak Lubang Bertebaran di Jalan

“Kalau untuk pakan di sana cukup melimpah, seperti bambu, kelakai, paku-pakuan, dan lainnya. Untuk predator alam sendiri, paling diburu oleh buaya saat banteng-banteng tersebut menyeberangi sungai,” terangnya.

Ancaman lainnya terhadap populasi banteng adalah lokasinya hutan produksi, sehingga masih banyaknya penebangan pohon sehingga membuat semakin menyempitnya habitat banteng kalimantan tersebut.

“Dengan adanya penebangan pohon akan berdampak pada berkurangnya tempat berkembang biak dan berlindung bagi banteng dan satwa liar lain,” terang Gusti.

Untuk di wilayah Kalteng habitat satwa yang biasa lebih aktif di malam hari untuk menghindari perburuan dan memiliki sensitivitas yang tinggi ini ditemui daerah Seruyan, Lamandau yakni Hutan Belantikan dan wilayah Pegunungan Schwaner.

“Upaya mengantisipasi semakin berkurangnya habitat Banteng Kalimantan terus dilakukan, seperti kami terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat di empat desa yakni Desa Nangamatu, Kahingai, Perikan, dan Bintang Mangalih yang langsung bersebelahan dengan Hutan Belantikan Hulu,” jelasnya.



Pos terkait