Gubernur Siap Berdialog dengan Pendemo

gubernur kalteng,mahasiswa,geram,demo kantor gubernur kalteng
kericuhan saat demo di depan kantor Gubenur Kalteng, (14/11) lalu.(dok.radarsampit)

PALANGKA RAYA, RadarSampit.com – Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menyatakan, dirinya membuka luas ruang dialog dengan pihak mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Merdeka (GERAM), yang menggelar demonstrasi di depan kantor gubernur, belum lama tadi.

”Tema dari aksi ini adalah evaluasi kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, maka yang saya pahami adalah ade-ade mahasiswa yang kritis ini akan membawa data-data sebagai bahan evaluasi kinerja kami. Untuk itu saya siap dan terbuka mendengarkan dan berdialog. Maka tempat yang tepat adalah di sebuah ruangan atau aula yang memadai, bukan di jalanan,” ujarnya, Rabu (16/11).

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Ia mengakui, dirinya sebagai gubernur Kalteng bersama wakil gubernur tentu tidak akan mampu memuaskan semua pihak dalam membangun provinsi ini, yang memiliki wilayah terluas di Indonesia ini.

“Kami siap menerima masukan maupun kritik yang bersifat konstruktif dalam kerangka bersama membangun Kalimantan Tengah. Maka forum yang tepat adalah forum dialog. Dalam dialog tersebut kami pun berkesempatan untuk menjelaskan, apa yang telah, sedang dan akan dilakukan, berikut tantangan dan hambatannya. Masukan-masukan tersebut sangat penting didapat dari kaum intelektual mahasiswa,” imbuh Sugianto.

Baca Juga :  Cornelis Tuntut Hak Aset Pendiri PT BMB

Terkait ada rencana konsolidasi akbar jilid IV, ia menilai bahwa hak untuk menyampaikan pendapat di negara demokrasi dijamin dan dilindungi oleh undang-undang. Namun menurut Sugianto, alangkah lebih baik dan bijak jika disalurkan melalui mekanisme yang benar dan damai tanpa menimbulkan kekisruhan.

Ia juga memastikan, bahwa ruang dialog ia buka lebar-lebar untuk berdiskusi bagaimana membangun  Kalteng ini, agar  lebih baik dan bermartabat.

“Setiap saat saya menyediakan ruang dialog, gubernur adalah pelayan rakyat, tugasnya adalah menyerap aspirasi, mendengar dan melihat langsung setiap denyut kehidupan rakyatnya. Selanjutnya bagaimana membuat langkah-langkah dan kebijakan yang berpihak pada rakyat. Tentu dengan dukungan semua unsur dan elemen masyarakat, termasuk kaum intelektual kampus,” paparnya.



Pos terkait