Hadiri Pembukaan Pesparawi, Wagub Semangati Kontingen Kalteng

Wagub Kalteng hadiri PESPARAWI
BERI DUKUNGAN: Wakil Gubenur Kalteng Edy Pratowo beserta istri Nunu Edy Pratowo menghadiri pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XIII, Senin (20/6) di Yogyakarta. (IST/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA, RadarSampit.com – Wakil Gubenur Kalimantan Tengah Edy Pratowo ikut menghadiri pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional XIII yang berlangsung di Lapangan Siwa, Kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan, Sleman, Senin (20/6). Kegiatan itu mengusung tema ’Harmony in Diversity’.

Sebelumnya, Senin siang, Edy mengunjungi peserta kontingen Kalteng untuk memberi dukungan semangat. Dia juga berpesan kepada peserta agar menjaga kesehatan selama pelaksanaan kegiatan.

Bacaan Lainnya

Kontingen Kalteng mengikuti semua kategori lomba sebanyak 12 kategori, yakni paduan suara anak 38 orang, vokal solo anak 7-9 tahun 2 orang termasuk pianis, vokal solo anak 10-13 tahun 2 orang termasuk pianis, paduan suara remaja dan pemuda 45 orang.

Kemudian, vokal suara remaja putra dan putri masing-masing 2 orang termasuk pianis, vokal group 13 orang, musik gerejawi nusantara 30 orang, paduan suara wanita 27 orang, paduan suara pria 29 orang, musik pop gerejawi 10 orang, dan paduan suara dewasa campuran 45 orang.

Baca Juga :  Penimbun Gas Melon Digerebek Polisi

Ditambah 22 orang official dari masing-masing kabupaten/kota, 70 official Provinsi Kalteng, pelatih dari masing-masing kategori sebanyak 12 orang, dan peserta pameran 3 orang. Sebanyak 18 peserta tampil dalam dua kategori lomba, sehingga jumlah total Kontingen Kalteng berjumlah 322 orang.

Pesparawi Nasional ke-XIII dibuka Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi. Dalam sambutannya, Zainut mengatakan, lewat Pesparawi, perkembangan seni dan budaya mampu memberi arah bagi terwujudnya identitas nasional yang sesuai nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang religius, beragama, dan berbudaya.

”Kehadiran peserta dari 34 provinsi merefleksikan suasana maraknya kehidupan beragama yang memberi makna, pengalaman, dan pembinaan keagamaan. Bersatunya peserta yang berbeda bahasa, suku, dan budaya semakin memperkaya wawasan kebangsaan Indonesia,” kata Zainut. (ewa/ign)



Pos terkait