Ini Dia Biang Sering Melonjaknya Harga Kebutuhan Pokok

Melonjaknya harga kebutuhan pokok di Kota Palangka Raya disebabkan terlalu panjangnya rantai distribusi hingga sampai ke konsumen
Ilustrasi. (Robby/Radar Sampit)

PALANGKA RAYA – Melonjaknya harga kebutuhan pokok di Kota Palangka Raya disebabkan terlalu panjangnya rantai distribusi hingga sampai ke konsumen. Tingginya ketergantungan terhadap pasokan luar daerah membuat harga sering terkerek naik.

”Panjangnya rantai distribusi ini membuat harga bahan pokok yang sampai ke masyarakat mengalami kenaikan, karena sebagian besar kebutuhan pangan di Palangka Raya masih memasok dari luar daerah,” kata Plt Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya Hadriansyah, Minggu (24/4).

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Hadriansyah menuturkan, panjangnya rantai distribusi tersebut menyebabkan munculnya biaya tambahan yang cukup tinggi, seperti transportasi. Kenaikan harga bahan bakar minyak otomatis berimbas pada biaya transportasi. Hal itu akhirnya berdampak pada kenaikan harga modal barang yang dikirim.

”Contoh, naiknya harga bawang merah ataupun ayam kampung, penyebabnya ke persoalan rantai distribusi yang panjang. Panjangnya rantai distribusi menimbulkan biaya tambahan yang tidak sedikit, sehingga pada akhirnya mempengaruhi harga jual,” katanya.

Baca Juga :  Harga Pangan di Palangka Raya Merangkak Naik

Hadriansyah melanjutnya, fluktuasi harga pangan merupakan hal biasa. Terlebih setiap menjelang hari besar keagamaan. ”Hal itu terjadi karena kebutuhan pangan atau bahan pokok, tidak lepas dari dinamika pasar yang berdasarkan produksi, distribusi dan permintaan,” jelasnya.

”Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menjaga ketahanan pangan, yakni distribusi, stabilitas harga, dan ketersediaan bahan pokok,” tambahnya lagi.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan, per 18 April, rata-rata nasional seluruh bahan pokok stabil. Stoknya pun masih terjaga aman di pasaran.

Lutfi merinci, untuk komoditas beras medium, rata-rata harganya dibanderol Rp 14.400 per kg. ”Harga ini turun 1,89 persen jika dibandingkan dari periode Idul Fitri tahun lalu,’’ ujarnya secara virtual, 19 April lalu.

Dia melanjutkan, untuk beras premium dibanderol Rp 12.400 per kg. Harga terendah Rp 11.500 per kg di wilayah sentra produksi seperti Jawa dan Sulawesi. Serta tertinggi 13.500 per kg di wilayah Maluku dan Papua.



Pos terkait