Ini Penyebab Pemalsu Uang di Pasar Keramat Tertangkap

Banyak Korban Tertipu

uang palsu
PALSU: Polisi mengamankan uang palsu yang digunakan pelaku untuk berbelanja di sejumlah pasar di Sampit, beberapa waktu lalu. (FAHRY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Sejumlah warga di Pasar Keramat digegerkan dengan ulah Zais (51), Senin (5/7). Warga Desa Bajarum, Kecamatan Kotabesi itu kepergok pedagang saat berbelanja menggunakan uang palsu hasil cetakannya sendiri. Meski aksinya tergolong masih amatir, namun banyak pedagang yang tertipu.

Peristiwa itu bermula ketika pelaku berbelanja bahan kebutuhan pokok di pasar tersebut. Saat itu Zais sudah memperlihatkan gelagat mencurigakan. Hal itu membuat pedagang waspada dan memeriksa keaslian uang yang diterima dari pelaku. Saat dicek lebih detail, uang tersebut ternyata palsu.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

”Saat itu pelaku membeli tiga biji telur bebek. Tapi, saya merasa aneh dengan sikapnya. Dia tampak seperti orang kebingungan,” ujar Munasi, pedagang yang nyaris tertipu Zais.

Tak ingin aksinya ketahuan, pelaku langsung pergi meninggalkan pedagang telur sambil membawa barang belanjaannya. ”Uang yang saya diterima pecahan Rp 50 ribu. Ketika saya periksa, ternyata uangnya palsu,” ujarnya.

Munasi tak tinggal diam. Dia langsung berlari meninggalkan tokonya untuk mengejar pelaku. Warga yang melihat akhirnya ikut membantu mengamankan Zais. Setelah tertangkap, pria itu lalu digiring ke sebuah pos. Dia nyaris saja jadi bulan-bulanan warga yang emosi karena ulahnya..

Baca Juga :  Duh!!! Pemalsu Dokumen RT PCR Ternyata Positif Covid-19

”Saat tasnya diperiksa, ternyata di dalamnya ada banyak uang palsu pecahan Rp 50 ribu. Pria ini memang benar-benar keterlaluan,” kata Munasi.

Penelusuran Radar Sampit, uang palsu yang diedarkan Zais ternyata telah berlangsung dalam sepekan belakangan. Ada sejumlah pedagang yang menerima uang palsu dari pelaku.

Masrawiyah, salah satu pedagang mengatakan, dia menjadi korban pada Minggu (4/7) lalu. Pelaku saat itu belanja sayur padanya menggunakan pecahan uang Rp 50 ribu. ”Saya tidak curiga bahwa itu uang palsu,” katanya.

Pedagang lainnya, Suma, mengatakan, adiknya juga menjadi korban pelaku saat berbelanja ikan. Adiknya baru tahu bahwa uang yang diberikan pelaku palsu saat terkena air. Warna uang itu langsung luntur.

”Saat itu pelaku sudah pergi. Adik saya masih diam saja, belum cerita ke pedagang lain. Besoknya, pelaku belanja lagi ke pedagang sayur di seberang. Kami cek uangnya, ternyata palsu lagi. Jadi, kami menyusun rencana agar semua pedagang pura-pura tidak tahu sampai pelaku datang lagi,” kata Suma.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *