Kakek Freestyle Motor Raih Emas Cabor Catur

Yang Tersisa dari Porkab Kotim 2022

Supian Hasyim
BIKIN HEBOH: Supian Hasyim memperagakan aksinya di atas motor setelah meraih medali emas cabor catur. (HENY/RADAR SAMPIT)

Pria uzur di Sampit yang sempat viral melalui aksinya berdiri di atas motor ternyata seorang master catur. Dia menjadi salah satu pemain yang meraih medali emas dalam ajang Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) Kotawaringin Timur (Kotim) 2022.

HENY, SAMPIT

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Wajah datar dengan senyum seadanya. Itulah yang terlihat saat namanya dipanggil meraih medali emas dalam pertandingan cabang olahraga (cabor) catur pada Porkab Kotim yang diadakan pekan ini.

Tak ada ekspresi yang begitu menggembirakan dalam bingkai wajahnya. Pria bertubuh cungkring itu melangkah perlahan. Tak lupa dia mengacungkan dua jari, pose andalan yang sering diperagakan pria berjenggot putih ketika fotonya dibidik kamera.

Pria bernama Supian Hasyim itu sebelumnya dikenal publik dengan sebutan kai atau kakek viral. Sosoknya populer ketika warganet merekam aksinya di jalan raya sedang berkendara dengan posisi berdiri sambil melepas kedua tangan, tanpa helm, dan alat keselamatan.

Baca Juga :  Pertegas Lagi Tugas Batamad, Bukan Petugas Keamanan atau Preman Jalanan

Satlantas Polres Kotim ketika itu mengamankan dan menahan kendaraan yang biasa digunakannya untuk freestyle menggunakan motor bebek.

Dalam Porkab Kotim 2022 Cabor Catur, Supian Hasyim meraih medali emas kategori catur cepat. Dia juga meraih medali perunggu catur beregu. Namanya terdaftar sebagai pecatur dari Kecamatan Telawang.

Ketika ditanya Radar Sampit, apa strategi kemenangan catur yang mengantarkannya menjadi juara. Jawabannya begitu mengherankan.

”Saya bisa menang ini karena ‘lolos lubang jarum’ saja. Karena keberuntungan berpihak kepada saya. Sebenarnya saya sudah mengira tinggal selangkah lagi saya kalah, ternyata ada saja jalannya saya bisa menang,” ujar pria kelahiran Sampit, 6 Juni 1961 yang baru saja bertambah usia ke-61 tahun Senin kemarin ini.

Supian mengaku sempat ketiduran dan terlambat setengah jam mengikuti pertandingan. ”Saya bangun subuh, terus pulang dari pasar ketiduran, jadi ada pertandingan yang terlewat,” ujarnya.

Bakat terpendam sebagai seorang pecatur sudah terlihat sejak usianya masih kanak-kanak. Ketika itu Supian Hasyim masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar (SD), sekitar tahun 1973.



Pos terkait