Kalteng Digempur Sindikat Internasional Sabu, Tujuh Kilogram Lebih Gagal Beredar

Kalimantan Tengah menjadi sasaran empuk jaringan pengedar narkoba
PARA TERSANGKA: Sejumlah tersangka perkara narkotika yang diamankan Polda Kalteng dan jajaran Polres ikut menyaksikan pemusnahan narkoba di Mapolda Kalteng, Jumat (22/4). (DODI/RADAR SAMPIT)

Selain sabu, lanjut Nanang, pihaknya juga mengamankan 12,87 gram tembakau gorila, obat daftar G 1.053 butir, dan ekstasi 24,5 butir. Seluruh barang bukti itu dimusnahkan, yang disaksikan perwakilan Kejaksaan, BNNP Kalteng, dan Balai BPOM, Jumat (22/4) di Mapolda Kalteng.

”Peredaran narkotika di Kalteng sudah meningkat. Maka itu saya imbau kepada masyarakat untuk menjaga generasi muda jangan sampai ikut ajakan pengguna narkoba. Jika ada informasi peredaran narkoba, langsung laporkan. Kami 24 jam siap menerima dan menindaklanjuti informasi tersebut,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut Nanang mengatakan, pihaknya akan mengawasi ketat pintu masuk jalur peredaran barang haram tersebut. ”Pintu masuk ke Kalteng harus diperketat dan kami konsisten mengungkap peredaran sabu. Saya pun pastikan tidak ragu mengambil tindakan tegas kepada para pelaku,” ujarnya.

Direktur Reserse Narkoba Polda Kalteng Kombes Pol Nono Wardoyo mengatakan, barang bukti yang dimusnahkan merupakan tangkapan Ditresnarkoba Polda Kalteng sebanyak 1,743,29 gram, Polres Palangka Raya 146,7 gram, Katingan 44,62 gram, Kotim 412,94 gram, Kobar 354,67 gram, Lamandau 4.251,99 gram, dan Polres Batara 150,56 gram.

Baca Juga :  Simpan 8,25 Gram Sabu, Perempuan Warga Kapuas Diciduk Polisi

”Kami akan terus berupaya memberantas lebih banyak lagi,” tegasnya.

Nono mengatakan, tersangka yang ditangkap terdiri dari kurir dan sebagian besar pengedar serta bandar. Modus baru yang berhasil diungkap pihaknya, yakni menyimpan sabu di dalam pakan ternak. ”Modus baru itu dilakukan dari (pasokan sabu) Pontianak dan Banjarmasin,” tuturnya.

Menurut Nono, Kalteng merupakan pangsa pasar sindikat narkoba. Meskipun jumlah penduduk Kalteng ini tak banyak, namun permintaan barang haram itu semakin meningkat.

”Sudah jadi pangsa pasar. Apalagi Kalteng ini banyak pertambangan dan sawit. Ada indikasi para pelaku diduga dikendalikan dari dalam Lapas, meskipun mereka sudah ditangkap. Seperti di Lamandau, kurir yang diamankan mengaku dikendalikan narapidana,” ujarnya. (daq/ign)



Pos terkait