Kalteng masih Penyumbang Kasus Malaria

Dua Kabupaten Belum Eliminasi 

Kalteng,malaria,kepala dinas kesehatan,nyamuk malaria,palangkaraya,berita palangkaraya,berita kalteng,berita kalimantan,radar sampit
ilustrasi

PALANGKA RAYA, RadarSampit.com-Kepala Dinas Kesehatan Provinsi KalimantanTengah dr Suyuti Syamsul  mengungkapkan,  daerah ini masih menjadi salah satu provinsi yang mempunyai kontribusi dalam peningkatan angka kesakitan Malaria.

Diungkapkannya, sampai dengan saat ini, dua Kabupaten yang belum eliminasi Malaria yaitu Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Kapuas.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Hal tersebut disampaikannya, saat membuka pelatihan penemuan kasus Malaria oleh Kader, pada populasi khusus Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Kapuas, belum lama tadi di Palangkaraya.

Suyuti mengatakan, salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia adalah membebaskan masyarakat dari Malaria, karena merupakan salah satu penyakit menular yang berdampak kepada penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM), hingga dapat menimbulkan berbagai masalah.

“Adapun yang menjadi tujuan program pencegahan dan pengendalian malaria di Indonesia adalah mencapai eliminasi Malaria di Indonesia pada tahun 2030. Ini dicapai secara bertahap,  dimana Regional Kalimantan diharapkan untuk kasus Malaria penularan lokal (indigenous) terakhir di tahun 2023 dan tahun 2027 Regional Kalimantan mencapai Eliminasi Malaria,”paparnya.

Baca Juga :  Banjir Masuk Kebun, Petani Sayur di Kobar Terancam Merugi

Dijelaskan Suyuti, , dua kabupaten yang belum eliminasi malaria yaitu Kabupaten Murung Raya dan Kapuas. Sementara Kabupaten Gunung Mas yang telah dilakukan penilaian eliminasi Malaria pada bulan Juli 2022 dan beberapa minggu lalu sudah diseminarkan di tingkat pusat oleh Komisi Ahli Malaria dan dinyatakan terpenuhi/tercapai Eliminasi Malaria.

Ia menambahkan, angka kesakitan malaria (API) per seribu penduduk di Kalteng terus mengalami penurunan. Annual Paracite Incidence (API) dari tahun 2010 sampai 2021 Kalteng yaitu 4,47 per 1000 penduduk (2010) menjadi 0,06 per 1000 penduduk (2021).

“Berdasarkan penelusuran di lapangan, pekerjaan menambang merupakan salah satu faktor penyebab penularan Malaria. Permasalahan yang timbul adalah menambang secara illegal/tidak resmi yang lebih banyak ditemukan menjadi penderita Malaria,” pungkas Suyuti.



Pos terkait