Sepinya penumpang dari Kapal Pelni ini karena dampak dari pemberlakuan wajib RT PCR masuk Kobar. Sehingga banyak masyarakat yang berfikir dua kali saat hendak balik ke Kobar dari Pulau Jawa.
“Biasanya dulu 70 orang itu paling sedikit. Terakhir KM Lawit yang sandar itu yang pertama kena pemberlakuan RT PCR dan hanya mengangkut 29 orang saja,” ujarnya.
Meski begitu Kapal Pelni tetap beroperasi karena sebagai perusahaan BUMN yang harus melayani masyarakat meski penumpangnya sepi. Sepinya penumpang karena dampak dari kewajiban penumpang wajib negatif PCR.
“Kami yakin jika hanya menggunakan antigen, masih banyak yang datang menggunakan kapal laut. Apalagi tiket Kapal Pelni ini murah karena masih dapat subsisi dari pemerintah,” ujarnya.
Pihaknya juga mendengarkan bahwa penumpang datang ini mengeluhkan soal biaya PCR yang mahal. Mengingat biaya PCR jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga tiket kapal sendiri. “Yang jelas kita mengikuti ketentuan dari surat edaran Gubernur Kalteng. Semua penumpang yang tiba langsung diperiksa oleh petugas mengenai dokumen PCR. Setelah diperiksa baru diperbolehkan keluar area Pelabuhan,” bebernya. (rin/tyo/sla)