Kendalikan Stunting Kotim melalui Program Pekarangan Pangan Lestari

pengendalian stunting
PEMANFAATAN LAHAN: Obor Pangan Lestari (OPAL) yang dikembangkan di halaman Kantor Distan Kotim. (Dok. YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Pencegahan stunting sangat penting untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, aktif, dan produktif.  Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendukung upaya penurunan stunting melalui intervensi sensitif berupa penguatan ketersediaan pangan, penguatan akses pangan, dan pemanfaatan pangan.

Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) menjadi salah satu upaya intervensi tersebut, yang difokuskan pada pemberdayaan kelompok masyarakat, melalui pemanfaatan pekarangan untuk ditanami beragam tanaman sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral untuk dikonsumsi keluarga.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

“Program ini kami kembangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga sehingga gizi tercukupi. Kami mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan dengan menanam aneka tanaman agar bisa dimanfaatkan sendiri,” ujar Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kotim Fuji Rahmadi.

Program P2L dilaksanakan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga dan mendukung program pemerintah penanganan lokasi prioritas intervensi penurunan stunting.

Baca Juga :  Lima Plt Camat di Kotim Resmi Sertijab

“Program P2L dari sektor pertanian menjadi salah satu langkah pengendalian stunting di wilayah ini,” sebutnya.

Di Kotim ada sejumlah desa yang terpilih untuk melaksanakan program ini, diantaranya Desa Kapuk Kecamatan Mentaya Hulu, Desa Basawang Kecamatan Teluk Sampit, Desa Rantau Katang Kecamatan Telaga Antang, Desa Cempaka Mulia Timur Kecamatan Cempaga, dan Desa Tinduk Kecamatan Baamang.

“Desa-desa dari lima kecamatan ini terpilih berdasarkan laporan terdapat anak dengan stunting yang ada di sana,” terangnya.

Program P2L ini dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif, sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.

“Saat ini kami sedang dalam tahap sosialisasi kepada masyarakat terkait program tersebut. Selain untuk mendukung pemenuhan gizi dalam rumah tangga, melalui program ini diharapkan juga dapat memberikan penghasilan kepada ibu rumah tangga. Karena jika hasil tanaman hanya untuk kebutuhan rumah tangga saya kira lebih, jadi kelebihannya boleh dijual,” ungkapnya.



Pos terkait