KEREN!!! Film Perjuangkan Hutan Adat Kalteng Ini Tayang di Sejumlah Negara

Perjuangan mempertahankan hutan adat di Kalimantan Tengah diangkat menjadi kisah film
PERJUANGKAN HUTAN: Iber Djamal dalam film ”The Flame” yang mempertaruhkan sepanjang hidupnya untuk mendapatkan hak waris hutan adat. (IST/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA – Perjuangan mempertahankan hutan adat di Kalimantan Tengah diangkat menjadi kisah film. Hal tersebut merupakan salah satu upaya mengedukasi masyarakat Indonesia untuk ikut melestarikan hutan adat.

Film dokumenter berjudul ”The Flame” itu merupakan produksi bersama Abimata Group, Cineria Film, RM Cine Makassar, dan Aljazeera Documentary Channel. Berkolaborasi dengan Yayasan Dian Sastrowardoyo dan Sejauh Mata Memandang.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Menceritakan kisah perjuangan Iber Djamal, penduduk asli Kalimantan yang  mempertaruhkan sepanjang hidupnya untuk mendapatkan hak waris hutan adatnya di Kabupaten Pulang Pisau.

”The Flame” merupakan film dokumenter panjang pertama yang disutradarai Arfan Sabran dan diproduseri Gita Fara. Film ini telah tayang di Vision du Reel Film Festival di Swiss pada April 2021, DMZ International Documentary Film Festival di Korea pada September 2021, BIFED Ecology Film Festival di Turki pada Oktober 2021, dan Jogja NETPAC Asian Film Festival pada November 2021.

Film ini juga akan tayang perdana di Singapore International Film Festival pada Desember 2021 nanti. ”The Flame” berhasil meraih nominasi Festival Film Indonesia 2021 untuk kategori film dokumenter panjang terbaik.

Baca Juga :  Empat Kapal Dinyatakan Laik Angkut Pemudik dari Sampit

Iber Djamal bersyukur film yang dibintanginya bisa tayang di berbagai festival film dan ditonton bukan hanya oleh masyarakat Indonesia, tapi juga dari negara lain.

”Bagi kami, masyarakat adat, hutan, merupakan jantung dan paru-paru kehidupan yang merupakan bentuk penghormatan kepada para leluhur hingga memiliki peran penting untuk keberadaan ekosistem tumbuhan dan binatang yang hidup saling berdampingan. Saya sangat berharap kepada penerus saya dan generasi muda di Indonesia untuk mulai membantu perjuangan kami, karena hutan adat adalah identitas kita bersama,” ungkap Iber Djamal, Rabu (1/12).

Iber menegaskan, akan terus semangat memperjuangkan hutan adat di Pulau Barasak, Kabupaten Pulang Pisau. Dia tergerak karena orang Dayak secara turun temurun hidup dan menjaga hutan adat. ”Kehidupan dulu tidak jauh dari alam. Di sana ada tempat semedi dan lainnya. Kalau tidak dijaga, adat budaya akan hilang. Kami akan jaga ratusan hektare hutan adat ini,” ujarnya.



Pos terkait