Kontribusi GPPI Bantu Pencegahan dan Penanggulangan Stunting

stunting
NARASUMBER: Ketua GPPI Kotim Siswanto saat menjadi narasumber pertemuan mitra kerja Program Bangga Kencana Provinsi Kalteng yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalteng di Palangka Raya, Kamis (15/7) lalu.

GPPI juga mendukung upaya peningkatan penerapan praktik pelaksanaan program Bangga Kencana, peningkatan peran Komite Gender Perusahaan, peningkatan penerapan praktik pemberdayaan perempuan, peningkatan penerapan praktik perlindungan perempuan dan anak.

Perusahaan juga terlibat dalam mewujudkan Kabupaten Kotawaringin Timur sebagai Kota Layak anak (KLA).

Bacaan Lainnya

Siswanto menjelaskan, perusahaan anggota GPPI berkontribusi dalam membantu  penanggulangan dan penurunan stunting di Kotim melalui optimalisasi CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan.

Berbagai kegiatan yang dilaksanakan diantaranya pelayanan kesehatan dan penyuluhan melalui klinik atau fasilitas kesehatan perusahaan. Perusahaan juga mendukung kegiatan di tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten terkait penanggulangan dan penurunan stunting, baik yang dilakukan oleh pemerintah, TP PKK, organisasi kemasyarakatan dan lainnya.

Perusahaan juga mendukung kegiatan posyandu di lingkungan perusahaan maupun desa sekitar perusahaan. Selain itu juga dukungan pada berbagai kegiatan seperti Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM), Hari Keluarga Nasional (Harganas), Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan.

Baca Juga :  Rencanakan Tes DNA untuk Pastikan Identitas Bayi Terbuang

“Penanggulangan stunting ini tidak hanya diselesaikan melalui gizi saja, tetapi harus terintegrasi dengan program lainnya dan melibatkan banyak pemangku kepentingan,” tegas Siswanto.

Sementara itu untuk mendukung terwujudnya Kotawaringin Timur sebagai Kota Layak Anak, beberapa langkah juga dilakukan GPPI, diantaranya mendorong kesertaan perusahaan bergabung dalam Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) untuk percepatan implementasi peran dunia usaha dalam pemenuhan hak-hak anak melalui kegiatan CSR.

GPPI mendorong perusahaan membuat kebijakan bagi ayah atau ibu yang bekerja agar dapat secara maksimal memastikan tumbuh kembang anak-anaknya bahkan sejak dalam kandungan. Selain itu mengembangkan kebijakan yang memberikan dispensasi waktu bagi karyawati yang memiliki bayi di bawah usia enam bulan untuk memberikan ASI eksklusif.

GPPI juga melakukan berbagai inovasi dalam sosialisasi dan partisipasi mewujudkan Kota Layak Anak. Siswanto berharap upaya bersama ini mampu menekan angka stunting serta mewujudkan Kotim sebagai Kota Layak Anak.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *