Lamandau Keluarkan Peringatan Waspada Banjir dan Longsor

Lamandau Keluarkan Peringatan Waspada Banjir Dan Longsor
KEBANJIRAN: Tim BPBD Lamandau bantu warga menyeberangi Sungai Liku yang terendam banjir. (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

NANGA BULIK – Hujan lebat disertai petir masih terjadi hingga Selasa (24/8) kemarin. Hujan rata-rata turun sejak tengah hari hingga malam. Akibatnya permukaan Sungai Lamandau terus naik. Masyarakat diminta waspada karena prakiraan cuaca hingga seminggu ke depan  masih akan sehingga ancaman banjir besar bisa terjadi.

BPBD Kabupaten Lamandau juga telah mengeluarkan peringatan waspada banjir dan tanah longsor. Khususnya bagi warga yang tinggal di bantaran sungai dan wilayah dataran rendah rawan banjir.

Bacaan Lainnya

Sejumlah jalan penghubung desa terpantau kembali terendam. Salah satunya yang selalu menjadi langganan banjir adalah di Jembatan Sei Liku yang menjadi penghubung Kota Nanga Bulik dengan Desa Bunut dan Desa Sei Mentawa.

Tim reaksi cepat BPBD Kabupaten Lamandau membantu warga menyeberang melewati banjir menggunakan rakit warga dan perahu karet BPBD. Karena kendaraan roda dua maupun roda empat sudah tidak bisa melintas lagi. “Kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada. Mohon untuk aktif melaporkan kondisi di wilayah masing-masing,” imbau kepala pelaksana BPBD, Edison Dewel.

Baca Juga :  Jembatan Sungai Taki Di Lamandau Ambles Lagi

Warga dapat melaporkan informasi kebencanaan di  nomor darurat bencana BPBD Kabupaten Lamandau 082262121313 atau bisa melaporkan melalui Camat, Kepala Desa, Lurah setempat, Babinsa atau Bhabinkamtibmas. “Saat ini tim kita masih melakukan pendataan lapangan, untuk memantau daerah mana saja yang sudah terdampak,” bebernya.

Dari laporan sementara sudah ada desa dan kelurahan di tiga kecamatan yang terdampak banjir. Desa Nanga Palikodan Kecamatan Bulik Timur, Desa Nanga Belantikan, Kecamatan Belantikan Raya, dan Desa Bunut, Sungai Mentawa, Kelurahan Nangabulik di Kecamatan Bulik. Total keseluruhan warga yang terdampak 18 Kepala Keluarga, 52 jiwa dan empat fasilitas umum. Ada juga yang sudah ada enam Kepala Keluarga warga Desa Nanga Palikodan yang mengungsi karena rumahnya terendam. (mex/sla)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *