Menyibak Jendela Dunia Anak Bantaran Sungai Arut, Pangkalan Bun

Antusias Membaca Buku Lawas Hasil Donasi Masyarakat

Jendela Dunia Anak Bantaran Sungai Arut Pangkalan Bun
ANTUSIAS: Keceriaan anak-anak bantaran Sungai Arut, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kamis (29/10). (IST/RADAR SAMPIT)

Meski pernah menjadi primadona di masanya, berbagai buku bacaan anak-anak dan novel anak seakan menjadi barang langka yang sulit ditemui di era digitalisasi. Begitu pula kerumunan anak-anak yang sedang membaca buku di sudut teras rumah, sudah hampir tidak pernah di jumpai lagi. Dewasa ini buku menjadi senjakala, tergerus game online.

KOKO SULISTYO, Pangkalan Bun 

Bacaan Lainnya

Bocah kecil bercelana pendek, berkaos biru itu berlari kencang di jalan jembatan ulin di bantaran Sungai Arut. Di belakangnya menyusul belasan kawan-kawan sebayanya menuju sebuah pos ronda di RT 02, Kelurahan Raja Seberang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kamis (28/10).

Mata Fikri (4) berbinar saat tiba di pos ronda sederhana berbahan kayu itu. Dia dan belasan anak-anak bantaran sungai tak sabar menanti relawan dan anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kotawaringin Barat tiba dari seberang sungai menggunakan alat transportasi sungai (kelotok).

Baca Juga :  Dua Caleg Gagal di Kalteng Ini Alami Gejala Depresi

Sejumlah anggota PMI tersebut membawa beberapa tumpukan dus kecil. Saat merapat, dengan sigap belasan anak itu turun ke lanting tempat kelotok bersandar. Mereka membantu mengangkat dus yang berisi aneka buku bacaan anak.

Beberapa saat kemudian, anak-anak bantaran tanpa alas kaki itu mengelilingi anggota PMI dan menengadahkan tangannya seolah takut tidak kebagian.

Ketika diminta duduk dengan rapi, anak-anak itu tertib menuruti. Dengan senyum mengembang, mereka menanti buku-buku bacaan itu dibagikan.

Tapi, sebelum buku dibagikan, anak-anak diberikan edukasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Baik cara cuci tangan dan penerapan protokol kesehatan (prokes).

Kemeriahan sore di bantaran sungai itu semakin terasa ketika belasan anak-anak yang bersekolah di satuan pendidikan Taman Kanak-kanak dan SD itu juga diberikan permainan dan pembelajaran.

Bernyanyi dan bermain merupakan tips jitu memberikan wahana edukasi kepada anak-anak dan melupakan sejenak gadget yang menjadi pegangan mereka sehari-hari.

Ternyata, bukan hanya anak-anak. Ibu-ibu mereka pun menyusul dan mendampingi putra-putri mereka dalam kegiatan Sedekah Buku, Antar Buku untuk Amal.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *