MIRIS!!! Elite KONI Kalteng Masih Berebut Nakhoda Organisasi

ilustrasi konflik koni kalteng
Ilustrasi. (M Faisal/Radar Sampit)

PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Para elite Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Tengah (Kalteng) masih sibuk berebut nakhoda organisasi tersebut. Rapat pleno yang digelar di Aula Kantor KONI Jumat (24/2) lalu, belum bisa membuat dua kubu berdamai. Kubu Marcos Tuwan menolak Christian Sancho sebagai Plt Ketua Umum.

Marcos Tuwan yang menjabat Wakil Ketua Umum KONI ini menegaskan, dalam forum pleno tersebut tidak ada penetapan Plt Ketua Umum KONI Kalteng. Yang ada, menurutnya, Sancho menyatakan dirinya sendiri sebagai Plt, bukan berdasarkan keputusan rapat pleno.

Bacaan Lainnya

”Saya meluruskan berita yang ada. Disebutkan saudara Sancho Plt Ketum KONI. Hal itu tidak benar dan fakta sebenarnya, rapat pleno dibuka, saat pembahasan tata tertib terjadi perdebatan dan tidak menghasilkan kesimpulan. Makanya Sancho sebagai pimpinan rapat malah menyatakan dirinya sendiri, bukan kesepakatan bersama,” ujarnya, Senin (27/2).

Baca Juga :  Sejumlah Korban Banjir di Palangkaraya Tidak Terima Bantuan

Marcos menegaskan, Sancho secara personal menyatakan diri sebagai Plt Ketua Umum didasari surat KONI Pusat. Padahal, surat itu tidak menyatakan demikian. ”Surat itu menyatakan bahwa Sancho diperbolehkan mengikuti pemilihan sebagai peserta rapat pleno. Bukan menyatakan dia Plt Ketua Umum,” katanya.

Menurut Marcos, dalam forum itu ada 51 peserta yang datang. Sebanyak 32 pengurus menandatangani penolakan Sancho sebagai Plt. ”Dia secara sepihak menyatakan sebagai Plt dan itu melanggar aturan organisasi. Saya tegaskan, rapat pleno kemarin tidak menghasilkan apa-apa. Tidak ada Plt Ketua Umum. Ingat, 32 pengurus menyatakan menolak pernyataan Plt Sancho,” katanya.

Dia melanjutkan, pleno tersebut harusnya memilih Plt Ketua Umum. Hanya saja, dia menilai Sancho sadar jumlah pemilihnya hanya beberapa, sehingga menyatakan diri sebagai Plt Ketua Umum KONI Kalteng.

”Jika itu voting, pasti kalah. Makanya langsung menyatakan Plt. Dia tidak punya dasar. Berdasarkan aturannya, Plt ketum itu ditunjuk dari wakil ketua umum. Sanco tidak ada karena dia ketua harian, makanya dibantu KONI Pusat,” jelasnya.



Pos terkait