NAH LHO!!! Program Pengentasan Kemiskinan Tak Optimal, Dana Dipakai Diseminasi Berulang di Hotel

Dana Dipakai Diseminasi Berulang di Hotel,Program Pengentasan Kemiskinan Tak Optimal,Perang melawan stunting dan kemiskinan
Ilustrasi. (antaranews.com)

JAKARTA, radarsampit.com – Perang melawan stunting dan kemiskinan ektrem terus digencarkan pemerintah. Sayangnya, target dan program belum selaras. Dana program banyak dipakai rapat berulangkali di hotel.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemerintah menargetkan penurunan kemiskinan menjadi 7 persen di 2024 dari 9,57 persen di tahun lalu. Presiden pun telah menginstruksikan agar seluruh komponen pemerintah, dari pusat ke daerah, bisa bergerak selaras.

Bacaan Lainnya

“Dalam konteks Kementerian PANRB, kita ditugasi soal tata kelola birokrasinya,” ujarnya, di Jakarta, kemarin (29/1).

Karenanya, kata dia, mulai tahun ini, berbagai penilaian reformasi birokrasi akan dibuat terfokus pada isu-isu tematik. Salah satunya soal penanggulangan kemiskinan.

Lebih lanjut dia menjelaskan, reformasi birokrasi tematik ini nantinya mengurai aspek tata kelola pengentasan kemiskinan melalui perbaikan proses bisnis, perbaikan data, perbaikan regulasi/kebijakan, hingga reformulasi program/kegiatan. Sehingga diharapkan bisa lebih tepat sasaran. Reformasi birokrasi tematik penanggulangan kemiskinan ini pun telah diluncurkan pilot project-nya pada 3 provinsi dan 9 kab/kota.

Baca Juga :  Penyelam Tradisional Menyerah

Selain itu, pada indeks Reformasi Birokrasi dan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah/SAKIP yang dinilai Kementerian PANRB, penilaiannya tidak hanya di ujung tahun. Tapi Kementerian PANRB jemput bola sejak awal. Soal stunting misalnya, lanjut dia, sebagai bagian dari ekosistem pengentasan kemiskinan maka akan di dimasukkan sebagai variabel penilaian kinerja reformasi birokrasi pemda. Tapi tidak dievaluasi di akhir 2023.

Menurutnya, anggaran terkait kemiskinan dengan segala ekosistemnya yang tersedia mencapai Rp500 triliun. Akan tetapi, dengan dana tersebut program pengentasan kemiskinan belum berdampak optimal.

Diakuinya, ada sejumlah instansi, terutama di daerah, yang program kemiskinannya yang belum sepenuhnya berdampak optimal. Sejumlah anggaran digunakan untuk program yang tidak berdampak langsung pada masyarakat. Mulai dari studi banding soal kemiskinan sampai diseminasi program kemiskinan berulang kali di hotel.



Pos terkait