Drone Dikerahkan Cari Nenek Enor

nenek
PENCARIAN : Tim gabungan terus melakukan upaya pencarian hilangnya nenek Enor (80) warga Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar sejak Minggu (21/3).(ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN – Keberadaan nenek Enor (80) warga Jalan Darmawi, RT 08, RW 03, Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat masih misteri sejak dikabarkan hilang pada Minggu (21/3) pukul 13.00 WIB.

Nenek Enor yang sudah mengalami linglung (pikun) tersebut diduga tidak ingat jalan pulang ketika berjalan-jalan di kampungnya. Hal itu diperkuat keterangan warga setempat yang sering mengantarkan nenek renta tersebut pulang ke rumah sebelum dikabarkan hilang.

Bacaan Lainnya

Hingga hari ketiga pencarian, tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, Tagana, PMI dan dibantu pemerintah desa serta masyarakat sekitar, terus berupaya menyisir hutan di sekitar kediaman rumahnya, namun tanda-tanda dan jejak nenek Enor belum juga ditemukan.

Tim gabungan bahwa harus masuk ke dalam hutan dengan rawa hingga radius dua kilometer dari rumah nenek Enor, namun tetap nihil, bahkan hingga mencapai desa lain.

Tim gabungan yang terdiri dari puluhan personel tetap mengikuti standar operasional dalam teknis pencarian dengan dipimpin oleh Basarnas, dengan membagi personel menjadi dua tim.

Baca Juga :  PT. SINP-PBNA Bentuk KTPA di Pangkut dan Sukarami

Selain dengan upaya pencarian manual dari darat, tim gabungan juga mengerahkan dua unit drone untuk mengawasi dari udara. “Kita sudah kerahkan dua unit drone untuk mencari dari udara dengan radius mencapai 500 hingga 800 meter,” kata Kasi Pencegahan BPBD Kotawaringin Barat, Pahrul Laji, Selasa (23/3).

Hingga saat ini tim gabungan juga belum mendapat titik terang keberadaan nenek Enor, serta tidak berani menduga-duga, yang pasti pencarian terus dilakukan hingga mencapai luar desa Kubu.

“Namun mengingat lokasi pencarian di dalam hutan, maka berdasarkan SOP pencarian hanya dapat dilakukan hingga pukul 17.00 WIB, bila dipaksakan malam hari terlalu berisiko lantaran minimnya penerangan,” katanya.

Ia juga mengungkapkan untuk upaya pencarian secara tradisonal (ritual) mereka menyerahkan kepada masyarakat setempat. Namun berbagai upaya tetap dilakukan dalam operasi pencarian, baik secara langsung oleh tim maupun secara spiritual oleh keluarga korban.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *