Nestapa Warga Pedalaman, BBM Makin Mahal, Sulit Didapat

bbm eceran ilustrasi
ECERAN: Penjual BBM eceran di ruas Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Arsel, Kabupaten Kobar, Rabu (7/9). (SULISTYO/RADAR SAMPIT)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax eceran di pelosok Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kian meroket sejak sepekan terakhir. Selain mahal, BBM tersebut juga sulit diperoleh.

Harga Pertamax tembus Rp 18 ribu per liter, Pertalite Rp 14 ribu, dan Solar mencapai Rp 16 ribu per liter. Berbeda jauh dengan di perkotaan yang harganya dipatok Rp 12 ribu per liter.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Hal itu diungkap Fikri, warga Desa Rungun, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat. Dia mengeluhkan mahalnya harga BBM eceran di desa mereka.

”Kami yang di desa tidak ada SPBU sudah merasakan dampak kenaikan harga BBM. Harga eceran sudah tembus Rp18 ribu untuk Pertamax. Selain mahal, susah pula mencarinya,” ujarnya, Rabu (7/9).

Menghadapi kenyataan itu, mereka merasa bagaikan miskin seketika. Belum pernah dalam sejarahnya mereka merasakan BBM dengan harga Rp18 ribu.

Baca Juga :  Masih Pandemi, Haul Akbar Kiai Gede Ditiadakan

Ia menyebut saat ini yang tersedia di eceran hanya jenis Pertamax, sementara Pertalite sudah kosong. Untuk mendapat BBM, mereka terpaksa mencari ke desa tetangga agar kebutuhan untuk alat transportasi mereka tercukupi guna keperluan menuju ibu kota kecamatan atau keperluan lainnya.

”Kami sampai ke Balai Riam mencari minyak, karena tidak ada pilihan lagi. Di desa sudah mulai kosong,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Firman, warga Desa Lalang. Mereka kesulitan mencari BBM untuk kendaraan. Bila ada di eceran, harganya sudah mahal.

Dia berharap pemerintah daerah memperhatikan kebutuhan BBM di pelosok desa agar mereka masih bisa menjalankan aktivitas dengan normal.

”Pemerintah daerah harus memperhatikan hal ini. Jangan hanya berkutat mengurus kota saja, sementara kami di desa tidak diperhatikan,” katanya.

Asisten I Pemerintah dan Kesra Setda Kobar Tengku Alisyahbana menjelaskan, untuk pemenuhan kebutuhan BBM di pelosok ada pengecualian pelayanan dengan perkotaan.

”Pemenuhan kebutuhan BBM tidak merata dan tak menjangkau pelosok dan sudah menjadi pembahasan kami. Mekanisme penyalurannya ada di SPBU,” ujarnya. (tyo/sla)



Pos terkait