Pantang Menyerah Sebarkan Koran meski Masuk Jurang

Yang Tersisa dari Perayaan HUT Radar Sampit ke-17 Tahun (2-Habis)

hut radar sampit
BERBAGI TALI ASIH: Direktur Radar Sampit Siti Fauziah bersama jajaran manajemen lainnya foto bersama anak Panti Asuhan Annida Qolbu, Senin (17/4). Pada momen perayaan HUT ke-17 tahun itu, Radar Sampit juga menyerahkan tali asih pada anak panti.

Dalam pikiran yang masih syok menghadapi musibah, ditambah kondisi mobil yang penuh masalah, Fafan tetap melanjutkan perjalanan menuju Pangkalan Bun untuk mengantar koran. Dia kembali ke Sampit hari itu juga.

”Sampai Sampit sore. Saya habis-habisan diomelin Pak Ajid (Pemres Radar Sampit saat itu). Sudah selesai diomelin, saya masih disuruh tetap memperbaiki mobil antar ke Banjarmasin,” ujar Fafan.

Bacaan Lainnya

Berbeda dengan karyawan yang merintis sejak awal, pengalaman tak terlupakan selama bekerja di Radar Sampit juga diceritakan Pemimpin Redaksi Radar Sampit, Gunawan. Dia mulai bergabung dengan keluarga besar Radar Sampit ketika koran ini sudah punya nama besar pada 2011.

Gunawan menuturkan, para pendiri Radar Sampit merupakan guru tempat belajar. Dari wartawan senior itulah dia belajar pentingnya menjalankan tugas liputan apa pun jenisnya.

Pengalaman yang sampai sekarang terus dikenangnya ketika meliput suatu acara di lingkungan Pemkab Kotim. Acara itu juga dihadiri Pemimpin Redaksi Radar Sampit saat itu, Ajid Kurniawan sebagai undangan.

Baca Juga :  Posisi Mesin Mati, Alat Berat Tiba-Tiba Terbakar, Kok Bisa?

Awalnya, lanjut Gunawan, dia menganggap liputan itu hanya seremonial biasa. Tak ada yang menarik selain menjalankan tugas berburu berita. Praktis, selama acara berlangsung, dia tak menyimak serius kegiatan itu. Bahan berita pun diperoleh dari wawancara langsung.

Akan tetapi, keesokan harinya, dia tak mengira berita yang terbit menjadi headline utama di halaman satu. Poin beritanya sangat menarik, menyoroti potensi korupsi dari perilaku pejabat yang gemar beristri lebih dari satu alias poligami. Tulisan itu dibuat langsung oleh Ajid Kurniawan.

”Saya merasa sangat malu ketika berita yang terbit itu bagusnya luar biasa. Poin statemen itu tidak saya dapatkan, padahal saya ada di acara itu. Dari situlah saya belajar dan tak mau lagi meremehkan semua liputan. Semua kegiatan atau peristiwa yang diliput pasti ada informasi penting di baliknya,” ujarnya.

Gunawan juga mengapresiasi wartawan Radar Sampit yang sampai sekarang masih ikut berjuang di Radar Sampit. Dia berharap semangat wartawan untuk menjalankan tugas liputan tak luntur dan menggunakannya untuk kepentingan masyarakat lebih luas.



Pos terkait