Pengangguran Meningkat, Kemiskinan di Kotim Ikut Naik, Ini Penyebabnya

forum
FORUM: Konsultasi publik pembahasan rancangan awal RKPD Kotim tahun 2024 yang digelar di Aula Sei Mentaya, Kantor Bappelitbangda Kotim, Rabu (8/2). (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Angka kemiskinan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menunjukkan peningkatan.  Ada tiga penyebab utama yang membuat angka kemiskinan membengkak.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kotim, jumlah penduduk miskin di Kotim tahun 2017 sebanyak 27,70 persen, tahun 2018 sebanyak 28,20 persen, tahun 2019 sebanyak 27,38 persen, tahun 2020 sebanyak  26,64 persen,  2021 sebanyak 27,06 persen dan tahun 2022 sebanyak 27,16 persen.

Bacaan Lainnya

Kepala BPS Kotim Edy Surahman melalui Statistisi Ahli Muda BPS Kotim Neneng Marlina menjelaskan, penyebab terjadinya peningkatan angka kemiskinan di Kotim. Diantaranya kebijakan pemerintah terhadap pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sejak tahun 2020 saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Pada tahun 2020 masih disebut dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kemudian pada tahun 2021 berubah menjadi PPKM. PPKM dinyatakan berakhir pada Jumat 30 Desember 2022.

“Adanya kebijakan PPKM membuat pelaku usaha merugi besar bahkan ada yang gulung tikar karena tidak sanggup mempertahankan usahanya,” kata Neneng Marlina saat diberikan kesempatan bicara dalam konsultasi publik pembahasan rancangan awal RKPD Kotim tahun 2024 yang digelar di Aula Sei Mentaya, Kantor Bappelitbangda Kotim, Rabu (8/2).

Baca Juga :  Wabup Kotim Minta Pedagang Kuliner Ramadan Tak Pakai Bahan Tambahan Berbahaya

Kedua,  disebabkan karena merosotnya harga rotan tahun 2022 lalu, dari Rp 7.500 menjadi Rp 3.500 per kg. “Harga rotan yang anjlok sangat mempengaruhi kesejahteraan petani. Pendapatan menurun, kebutuhan hidup sulit terpenuhi. Sementara, masyarakat tertentu hanya bergantung dari hasil penjualan rotan,” jelasnya.

Penyebab ketiga,  bencana banjir yang terjadi di delapan kecamatan dan puluhan desa di Kotim pada akhir Agustus-Oktober 2022. Banjir membuat aktivitas perekonomian masyarakat terganggu, pendapatan harian menurun, bahkan pelaku usaha kecil tak bisa berdagang karena rumahnya  banjir.

Peningkatan angka kemiskinan di Kotim juga diiringi dengan meningkatnya jumlah pengangguran di Kotim. Berdasarkan data BPS Kotim yang diolah pada tahun 2022 menunjukkan bahwa selama lima tahun terakhir terhitung mulai tahun 2017-2021 jumlah pengangguran di Kotim cenderung  meningkat dan mengalami pergerakan yang fluktuatif.



Pos terkait