Periuk Nasi Terganggu, Ratusan Sopir Truk Ancam Turun ke Jalan

Puluhan sopir truk dan angkutan mengadu ke DPRD Kotim
MENGADU: Sejumlah sopir tanah uruk dan pasir bangunan mengadu ke DPRD Kotim karena dua pekan menganggur, Senin (22/11) lalu. (RADO/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Puluhan sopir truk dan angkutan mengadu ke DPRD Kotim. Musababnya, periuk nasi alias mata pencaharian mereka terganggu adanya penertiban galian C karena tidak mengantongi izin. Hal itu membuat para sopir menganggur selama sekitar 15 hari terakhir.

Sejumlah sopir ramai-ramai mendatangi gedung wakil rakyat, meminta legislator agar bisa mencarikan jalan agar mereka bisa kembali bekerja. Apabila tak ada solusi, sekitar 400 sopir mengancam akan melakukan aksi besar-besaran dan melakukan parkir massal di Bundaran Balanga Jalan Jenderal Sudirman Km 3 Sampit.

Bacaan Lainnya

Suwandi, perwakilan sopir mengatakan, sudah dua pekan mereka tidak bekerja. Tidak ada material yang bisa mereka angkut.  ”Kami berharap ada solusi dari pemerintah daerah,” katanya.

Para sopir itu tak bekerja lantaran sejumlah pengusaha galian C di kawasan Jenderal Sudirman tersebut tak beroperasi karena khawatir terjaring penertiban dari aparat terkait. Galian C berupa tanah uruk dan pasir bangunan merupakan hasil penambangan di areal tersebut. Para pengusaha atau pemilik lokasi disinyalir tidak mengantongi izin dalam berusaha.

Baca Juga :  Sopir Bus Maut di Kalteng Ini Masih Diperiksa Polisi

”Kami tidak tahu apakah itu ada izin atau tidak. Kami hanya mengambil upah untuk mengangkut saja,” kata Suwandi.

Susno, sopir lainnya menuturkan, ada banyak orang yang menggantungkan hidup dari sektor usaha galian C tersebut. Mulai dari tukang tanah uruk, sopir, tukang bangunan, dan lainnya. Sejak adanya penutupan aktivitas galian C, mereka menjadi pengangguran.

Sopir lainnya, Warso, khawatir dengan adanya operasi penertiban dari aparat. Dia pernah mengalami kejadian buruk, yakni ikut terjaring penangkapan saat mengambil tanah uruk. Dia sempat menjalani diperiksa.

”Kami khawatir nanti seperti itu. Truk kami ditahan dan tidak bisa bekerja, sementara angsuran harus tetap bayar,” ungkapnya.

Wakil Ketua DPRD Kotim Rudianur menyatakan siap memfasilitasi permasalahan sopir angkutan material pasir dan tanah uruk tersebut. Bahkan, pihaknya siap turun ke lapangan.

”Hampir setiap tahun seperti ini. Mereka juga berbicara tidak untuk pribadi, namun untuk seluruh masyarakat Kotim,” katanya.



Pos terkait