Perlu Miliaran Rupiah Tangani Sampah di Sampit

depo sampah sampit
DEPO SAMPAH: Kondisi Depo Sampah Sehati 02 Jalan Tatar Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kamis (21/7). (YUNI/RADAR SAMPIT )

SAMPIT, RadarSampit.com – Penanganan sampah yang kerap jadi sorotan di Kota Sampit memerlukan biaya besar. Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) perlu anggaran miliaran rupiah untuk menangani sampah yang kerap dikeluhkan. Anggaran itu akan digunakan untuk membeli dua unit alat berat dan sejumlah fasilitas maupun keperluan lainnya.

”Kami akan memprogramkan. Mudah-mudahan di perubahan nanti bisa melakukan pengadaan loader. Minimal satu di (Kecamatan) Baamang dan satu di Ketapang,” kata Bupati Kotim Halikinnor didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim Machmoer, Kamis (21/7).

Bacaan Lainnya

Halikinnor turun langsung meninjau Depo Sampah Sehati 02 Jalan Tatar Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kamis (21/7). Dalam beberapa hari belakangan, masalah sampah yang menumpuk di depo jadi sorotan masyarakat.

Menurut Halikinnor, dengan menggunakan loader nantinya, pengangkutan sampah akan jauh lebih efektif dan efisien. Sebab, alat tersebut dapat mengangkut sampah dengan jumlah yang cukup banyak.

Baca Juga :  Tetap Tenang dan Jangan Panik, Cek 7 Tips Jika terjadi Gempa Bumi Secara Tiba-Tiba

”Efektivitas dengan alat itu untuk memuat sampah lebih cepat dan lebih maksimal, tetapi tetap saja masih ada tenaga yang diperlukan. Terutama yang sisa-sisa sampahnya sambil membersihkan,” ujarnya.

Penelusuran Radar Sampit, harga satu unit loader termurah rata-rata sekitar Rp 200 juta. Artinya, Pemkab Kotim perlu menganggarkan dana sekitar Rp 400 juta hanya untuk membeli alat berat tersebut. Anggaran itu belum termasuk untuk fasilitas lainnya, seperti sejumlah truk yang harganya per unit rata-rata minimal Rp 300 juta.

Menurut Halikinnor, apabila sampah yang ada setiap hari bisa terangkut dengan baik, depo sampah akan lebih bersih. ”Nanti, kalau sudah tidak ada sampah, kami usahakan untuk dibersihkan. Kami usahakan DLH kerja sama dengan Damkar supaya setelah selesai disemprot menggunakan cairan kimia tertentu untuk menghilangkan bau dan tidak ada lalat,” katanya.

Halikinnor melanjutkan, di beberapa depo sampah dibuat taman. Sebab, pihaknya ingin depo sampah bukan menjadi momok, sehingga masyarakat yang datang ke depo tidak mencium bau atau merasa jijik.



Pos terkait