Petani Lamandau Diajarkan Olah Sawah di Lahan Gambut

lahan gambut
PELATIHAN : Bupati Lamandau Hendra Lesmana menghadiri pelatihan petani teknologi budidaya padi sawah pada lahan gambut di Desa Batu Kotam, Kecamatan Bulik. Hal itu sebagai respon atas laporan masyarakat dan memperhatikan permasalahan aktivitas petani di lokasi persawahan di desa tersebut.(ISTIMEWA/RADAR SAMPIT)  

NANGA BULIK– Bupati Lamandau Hendra Lesmana menghadiri pelatihan petani teknologi budidaya padi sawah pada lahan gambut di Desa Batu Kotam, Kecamatan Bulik. Hal itu sebagai respon atas laporan masyarakat dan memperhatikan permasalahan aktivitas petani di lokasi persawahan di desa tersebut.

“Lokasi persawahan di Desa Batu Kotam ini pernah menorehkan cerita sukses panen padi sawah beberapa tahun sebelumnya. Namun pada tahun selanjutnya stagnan, sehingga kegiatan ini adalah salah satu upaya pemerintah daerah dalam membantu kembali aktivitas kelompok tani di Desa Batu Kotam guna mewujudkan kemandirian pangan,” ujar Bupati.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Menurutnya upaya peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan kelompok tani serta masyarakat dalam budidaya padi sawah lahan gambut. Ia berharap potensi lahan persawahan yang ada dapat dioptimalkan dengan melibatkan semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. “Mari bersama mewujudkan kemandirian pangan berkelanjutan sampai mencapai surplus produksi pangan kedepannya, karena  pelatihan ini menjadi solusi alternatif petani  di tengah larangan membakar lahan,” harapnya.

Baca Juga :  Bundaran Tudung Saji Pangkalan Bun Rawan bagi Pengendara Motor

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Tiryan Kuderon membeberkan bahwa luas lahan persawahan di Desa Batu Kotam adalah 123 hektare, telah tersedia jaringan irigasi, lantai jemur, penggilingan padi, dan pengolahan pupuk UPPO. “Permasalahan pokoknya adalah lahan sawah dominan lahan gambut dengan tingkat keasaman (humid) tinggi, kedalaman gambut kisaran 1-3 meter, larangan membakar lahan, penataan irigasi,” ujarnya.

Sementara penanaman padi biasanya hanya 1 kali periode Oktober – Maret (Okmar) dan SDM petani rata-rata sudah berumur diatas 50 tahun, sehingga perlu regenerasi petani millenial. “Maka kegiatan pelatihan petani ini disinergikan dengan rencana pemerintah Desa Batu Kotam dan Kelompok Tani untuk  menghidupkan dan mengoptimalkan lahan persawahan secara bertahap melalui pengolahan lahan perbaikan kesuburan tanah dengan pupuk organic,” katanya.

Kepala Desa Batu Kotam Yusri berharap kegiatan ini bisa bermanfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena potensi lahan persawahan di desa tersebut sangat besar, namun belum terkelola dengan baik. “Karena dulu biasanya petani membuka lahan dengan cara bakar, dengan adanya larangan membakar, banyak petani tidak bisa menanam padi lagi. Alhamduliah mereka sekarang telah diberi ilmu cara mengolah tanah tanpa bakar,” ungkapnya. (mex/sla)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *