Pemerintah juga diminta agar menyesuaikan tarif ekspor CPO yang dinilai terlalu tinggi, hal itu secara tidak langsung turut andil dalam membawa dampak bagi petani sawit skala kecil atau mandiri.
Menurutnya harga buah kelapa sawit dipengaruhi oleh kondisi hilirnya, jika pajak ekspor dan penerimaan negara lain terlalu tinggi, dan eksportir tidak mau rugi sehingga dibebankan kepada petani melalui harga TBS petani yang murah, bisa dikatakan pajak tersebut yang nanggung adalah petani.
Disampaikannya dalam kondisi darurat seperti saat ini, ia berharap pemerintah menyetop terlebih dahulu penerimaan negara, agar mata rantai industri kelapa sawit kembali normal, dan kemudian selanjutnya ditata ulang. Dengan begitu maka petani yang beberapa waktu ini terpuruk dapat diselamatkan.
“Bukan hanya persoalan regulasi sebagai jalan keluar, tetapi juga harus ada intervensi dari pemerintah dengan masuk bukan hanya sampai ke hulu tetapi sampai kehilirnya,” tegasnya. (tyo/mex/sla)