Petani Sawit Kian Terpuruk, Berpotensi Tingkatkan Pengangguran

timbunan tandan buah segar kelapa sawit
MENUMPUK: Timbunan tandan buah segar kelapa sawit, yang kini harganya anjlok dan membuat rugi para petani.

PANGKALAN BUN, RadarSampit.com – Nasib petani sawit di Kabupaten Kotawaringin Barat kini makin tertekan, pasalnya saat harga tandan buah segar (TBS) sawit terus merosot, kini harga BBM dan bahan pokok melonjak ditambah lagi dengan kenaikan harga pupuk.

“Jika kondisinya terus seperti saat ini, maka tidak lama lagi akan banyak petani sawit di Kabupaten Kotawaringin Barat yang bangkrut,” kata Anggota DPRD Kotawaringin Barat, Kosim Hidayat.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Untuk itu pemerintah daerah diminta untuk lebih peka dan memperhatikan kondisi petani dengan melakukan upaya konkret di lapangan, meski persoalan ini sangat bergantung dengan kebijakan pemerintah pusat.

“Pemerintah daerah memang tidak bisa berbuat banyak soal turunnya harga sawit ini karena semua tergantung kebijakan pusat namun Pemda tetap harus berbuat dan mendorong masalah tersebut agar kebijakan pemerintah pusat bisa dievaluasi,” katanya.

Menurutnya untuk sementara ini gejolak di tingkat petani belum terlalu tampak. Akan tetapi, bila dalam dua sampai tiga bulan kedepan masih seperti ini, maka kondisinya akan sangat mengkhawatirkan.

Baca Juga :  Perjuangan Bupati Kotim Tak Sia-Sia, DBH Sawit Bakal Masuk Daerah

“Petani sawit sementara ini bisa dibilang masih ada simpanan dari hasil penjualan TBS saat harga tinggi beberapa waktu lalu. Namun ini akan bertahan sampai kapan? Sebab ketika BBM naik, biaya jasa transportasi buah ke PKS naik, pupuk masih mahal, namun harga jual TBS makin turun.” Jelasnya.

Selain itu sawit ini merupakan sektor dengan jumlah pekerja cukup banyak. Bila tidak segera disikapi juga akan berpengaruh pada peningkatan jumlah pengangguran.

“Diluar perusahaan banyak tenaga kerja panen dan rawat kebun sawit petani mandiri, bila petani ini membiarkan tanaman mereka tak terurus karena harga murah juga akan memutus pekerjaan para buruh di desa- desa,” ungkapnya.

Saat ini, harga TBS di tingkat petani paling bagus Rp 700 – 750 per kilogram tetapi banyak di bawah harga itu. Semoga, persoalan ini terus disuarakan dan mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. (tyo/sla)



Pos terkait