Positif Covid-19 Meningkat, Pemprov Tegaskan Omicron Belum Masuk Kalteng, tapi gara-gara Ini

Pemprov Kalteng Tegaskan Omicron Belum Masuk Kalteng
VAKSINASI: Program vaksinasi terus digencarkan di wilayah Kota Palangka Raya. Terlebih dengan mulai meningkatnya kasus positif Covid-19. (IST/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Suyuti Syamsul mengakui, dalam beberapa hari belakangan terjadi kenaikan kasus Covid-19 di provinsi ini. Namun, hal tersebut ditegaskan bukan disebabkan varian Omicron.

Suyuti melanjutkan, bahwa hingga saat ini varian Omicron masih belum ditemukan di Kalteng. Sejumlah sampel sebelumnya dikirim ke Laboratorium Kementerian Kesehatan untuk diperiksa, hasilnya tidak menunjukkan adanya penularan varian baru tersebut.

Bacaan Lainnya

”Semua yang dulu kami kirim (sampel, Red) hasilnya memang positif Covid-19, tapi bukan varian Omicron. Ada beberapa yang masih proses pemeriksaan, tapi sampai sekarang belum keluar hasilnya,” katanya, Senin (31/1).

Pengiriman sampel ke kementerian untuk pemeriksaan lebih lajut tidak hanya dilakukan akhir-akhir ini. Akan tetapi, Dinkes Kalteng telah mengirim banyak sampel sejak varian Omicron masuk ke Indonesia. Hal tersebut merupakan prosedur standar yang ditetapkan kementerian terkait upaya mendeteksi penularan varian tersebut.

Baca Juga :  Sudah Divaksin dan Prokes Superketat, Wakil Rakyat Ini Positif Covid-19 di Kota Orang

Dia menjelaskan, ada beberapa kriteria sampel yang harus dikirim untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium kementerian. Pertama, sampel yang diambil dari orang yang positif Covid-19 setelah melakukan perjalanan ke luar daerah dan kedua sampel yang diambil dari orang yang pernah kontak erat dengan orang yang melakukan perjalan ke luar daerah.

”Artinya, tidak berarti sampel yang dikirim ke kementerian itu karena diduga atau dicurigai Omicron. Pengiriman sampel itu hanya bagian dari prosedur standar yang kita jalankan,” ucapnya.

Terkait kenaikan kasus yang terjadi saat ini, Suyuti menduga hal tersebut disebabkan tingginya mobilitas massa saat pergantian tahun kemarin. Dampak tingginya aktivitas tersebut sudah perlahan terlihat. Terlebih kepatuhan terhadap protokol kesehatan masih menjadi perhatian.

Apabila melihat kenaikan kasus yang terjadi saat ini, pihaknya menduga puncak kenaikan kasus akan terjadi pada akhir Februari atau awal Maret. Hanya saja, hal itu perlu dipahami bahwa kenaikan kasus yang terjadi tidak sepenuhnya disebabkan penularan varian baru.



Pos terkait