PPKM Mikro Perlu Dievaluasi

Positif Covid-19 di Kota Terus Meningkat

PPKM Mikro Perlu Dievaluasi
Penerapan PPKM Mikro di Kota Palangka Raya dengan mengadakan penyekatan di jalan masuk kota. (istimewa)

PALANGKA RAYA – Masih tingginya angka kasus positif Covid-19 di Kota Palangka Raya menimbulkan kekhawatiran. Pemerintah bersama stakeholder diharapkan dapat mengambil kebijakan yang baik dan tepat.

“Per 20 Juli yang lalu, angka kasus positif Covid-19 di Kota Palangka Raya, tercatat sebanyak 111 kasus. Ini sangat mengkhawatirkan, bila orang yang terinfeksi dalam satu hari sebanyak itu,”ungkap Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit K Yunianto, Rabu (21/7).

Menurutnya, Pemerintah Kota (Pemko)  Palangka Raya harus mengambil kebijakan, namun tetap memperhatikan pertimbangan ekonomi sosial. Agar jangan sampai kebijakan yang diambil semakin menyurutkan ekonomi sosial masyarakat.

“Pemko harus mengevaluasi dari hasil PPKM mikro yang sudah dilakukan.Terutama bagaimana regulasi pelaksanaan serta kelemahannya, untuk kemudian diperbaiki,” tegas Sigit.

Legislator PDI Perjuangan ini melihat, aktivitas masyarakat di Kota Palangka Raya diibaratkannya seperti kolam ikan. Ia menilai, banyak aktivitas masyarakat yang terlihat menimbulkan kerumunan pada suatu titik atau pusat publik. Oleh karena itu, perlu kebijakan kembali  dilakukan oleh pemko secara efektif. Sebut saja lanjutnya, kebijakan penerapan kembali Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)  mikro pada titik-titik rawan kerumunan.

Baca Juga :  DPRD Katingan Belum Sepakati LKPj 2002

“Terbukti, ketika ada penyekatan pada PPKM mikro sebelumnya,  sedikit banyak mampu melandaikan angka kasus Covid-19. Namun ketika sekat dibuka kembali, hasilnya angka kasus kembali tinggi,”imbuhnya.

Sigit menambahkan,  ketika PPKM diperpanjang lagi dan dilakukan penyekatan, maka bisa saja pemko  mendata nomor telepon restauran, rumah makan dan cafe-cafe. “Nomor telepon tersebut diumumkan ke masyarakat untuk memudahkan pemesanan. Jadi tidak perlu datang makan di tempat,” tukasnya.

Ia menegaskan, situasi pandemi ini harus menjadi tanggung jawab bersama dalam mengatasinya, sehingga tidak ada yang saling menyalahkan. “Diperlukan sikap gotong royong dan menyadari bahwa virus ini tidak dilihat oleh mata tapi korban bermunculan. Sehingga diperlukan kesepakatan bersama dalam penanggulangannya,” tandas Sigit. (agf/gus)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *