Rayuan Palsu Bisnis Kenikmatan Eks Lokalisasi di Sampit

Membongkar Praktik Perdagangan Manusia di Kotim (1)

membongkar praktik perdagangan orang
Ilustrasi Perdagangan Manusia.

Usia mereka masih belia. Jerat ekonomi membawa para perempuan itu pada jurang bisnis haram. Rayuan pekerjaan dengan hasil menjanjikan, berakhir dalam pelukan nafsu pria hidung belang.

LIPUTAN KHUSUS, radarsampit.com

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Gawai wartawan Radar Sampit bergetar-getar Kamis (21/9) sore itu. Sebuah nomor asing tertera di layar. Di ujung telepon, suara perempuan muda terdengar jelas. Dia memperkenalkan diri sebagai Salimar (22) (bukan nama sebenarnya).

Usai perkenalan singkat, Salimar yang mengaku berasal dari Bandung, Provinsi Jawa Barat membuat pengakuan mengagetkan. Dia menjadi korban perdagangan orang.

Salimar mengaku memendam masalahnya sendirian. Orang tua dan keluarganya yang lain belum mengetahui nasib malang yang menimpanya.

Dia lalu menceritakan kisahnya masuk ke jurang bisnis haram. Kejadian itu bermula pada November 2021 silam. Salimar yang tak dapat melanjutkan sekolah karena alasan ekonomi, memutuskan mencari pekerjaan melalui Facebook.

Baca Juga :  Dari Pelatihan Jurnalistik yang Digelar PWI Kotim (2)

Setelah mencari informasi sana-sini, dia akhirnya berkenalan dengan seseorang yang memakai nama Andriansyah di Facebook. Dia lalu ditawari pekerjaan di sebuah bisnis karoke. Namun, lokasinya jauh dari tanah kelahirannya.

Salimar kemudian diperkenalkan pada orang yang membawanya ke Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Dari Bandung, Salimar diantar oleh seseorang yang mengaku bernama Winda ke Bandara Soekarno-Hatta pada 25 November 2021.

Awalnya Salimar sempat khawatir lokasinya bekerja bukanlah karoke biasa. Namun, dia lalu membuang jauh pikiran negatif itu dan bertekad terus melangkah menuju lokasi pekerjaan. Harapannya, dia bisa menghasilkan uang.

Setibanya di Bandara Haji Asan Sampit, Salimar dijemput seseorang menuju lokasinya bekerja di Jalan Jenderal Sudirman Km 12, Kelurahan Pasir Putih. Kawasan itu dulunya merupakan lokalisasi populer di Sampit.

Pemkab Kotim resmi menutupnya pada Desember 2017 silam. Bukannya berubah, geliat bisnis kenikmatan di kawasan itu ternyata masih dilakukan. Diam-diam. Kucing-kucingan dengan aparat berwenang.



Pos terkait