Riwayat Sungai Tercemar di Sidorejo

Dulu Dinamai Sungai Peronas, Jernih dan Jadi Lokasi Mandi

sungai tercemar 2
BERBUSA: Sungai di Jalan Tjilik Riwut II, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, berbuih dan berbau, Selasa (14/2) (Istimewa/Radar Pangkalan Bun)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Aliran Sungai di Jalan Tjilik Riwut II Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat dulunya merupakan sungai yang jernih.

Bahkan menurut pengakuan warga, dulu anak-anak sering mandi dan bermain di ujung sungai yang merupakan cabang dari aliran Sungai Bamban yang bermuara ke Sungai Arut.

Warga tidak mengetahui, sejak kapan terjadi penurunan kualitas air di sungai itu. Namun yang pasti sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa ada upaya untuk mengembalikan kondisi sungai itu.

Warga setempat, Salim mengakui bahwa dahulunya anak sungai tersebut dinamai warga Sungai Peronas yang dijadikan pemandian alternatif selain Sungai Bamban.

“Saat ini sungai itu sudah berubah, seiring adanya pembangunan dan banyaknya permukiman dan hutan pun sudah hilang di area sungai itu,” bebernya.

Lanjut dia, nama Sungai Peronas yang airnya jernih berwarna cokelat khas sungai di kalteng saat ini berubah nama menjadi sungai bau.

Ia berharap agar hal ini mendapat perhatian pemerintah daerah untuk menormalisasi aliran sungai tersebut. Begitupula diharapkan muncul kesadaran masyarakat untuk menjaganya dari cemaran limbah.

Baca Juga :  BPJS Ketenagakerjaan Pangkalan Bun Sosialisasikan Manfaat Jamsostek ke Anggota Ikatan Apoteker Indonesia

Warga lainnya Andri menambahkan, warga Jalan Tjilik Riwut II sejak lama mendambakan penanganan dari Dinas Lingkungan Hidup untuk membenahi aliran sungai tersebut.

“Sungai yang kotor dan bau tidak ada penanganan, begitu pula dengan badan jembatan sudah hampir retak, semoga mendapat penanganan,” harapnya.

Sebelumnya Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, DLH Kobar Nurliani mengatakan bahwa mereka telah melakukan monitoring dan pengambilan sampel air di sungai tersebut guna kepentingan uji laboratorium untuk mengetahui penyebab sungai menjadi bau.

Saat ini DLH Kobar sedang menunggu hasil uji laboratorium keluar dan mengambil langkah selanjutnya untuk penanganan. (tyo/sla)

 

 

 

 

 

 



Pos terkait