RSUD Doris Sylvanus Nyaris Penuh

RSUD Doris Sylvanus Nyaris Penuh
Kegiatan vaksinasi di RSUD Doris Sylvanus, baru-baru tadi. (istimewa)

PALANGKA RAYA – Kenaikan kasus penularan Covid-19 di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) satu minggu belakangan menimbulkan kekhawatiran. Rata-rata terjadi penambahan 100 kasus per hari, yang diperburuk dengan penambahan kasus kematian.

Seperti diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul, kenaikan kasus tidak lepas kemunculan varian Delta atau varian India yang sudah ditemukan di Kalteng pada bulan Mei yang lalu.

”Varian Delta inikan lebih cepat menyabar. Kemudian saat ini interaksi masyarakat semakin tinggi dibandingkan sebelum-sebelumnya. Penggunaan masker juga semakin surut, sehingga terjadilah penambahan kasus,” ujarnya, Rabu (6/7) kemarin.

Suyuti juga mengungkapkan, kenaikan kasus tersebut berdampak terhadap keterisian ruang perawatan Covid-19 di sejumlah rumah sakit. Saat ini sebagian besar rumah sakit pemerintah sudah hampir mencapai 100 persen keterisian. Artinya ruang perawatan sudah hampir penuh.

“Sebagaian besar sudah mendekati angka 100 persen keterisian, sehingga kami juga berharap masyarakat menjaga diri. Yang pasti, rumah sakit juga punya batas kemampuan untuk penambahan tempat perawatan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Lantaran Ini, Sejumlah Pedagang di Gumas Kosongkan Ruko

Lebih lanjut dijelaskannya, rumah sakit pada dasarnya hanya mampu melakukan perluasan dan penambahan kapasitas tempat perawatan sebanyak dua kali lipat dari kondisi normalnya. Penambahan itu tentunya juga dibarengi dengan kesiapan tenaga kesehatan dan sarana prasarana pendukung.

Ditegaskannya, jika penambahan tersebut masih tidak mampu menampung pasien akibat lonjakan kasus, maka dengan terpaksa rumah sakit akan melakukan prioritas pelayanan kepada yang masih memiliki perluang hidup.

“Hal ini bisa diatasi kalau protokol kehatan bisa dijalankan dengan sangat baik. Pemeriksaan ditingkatkan, sehingga mereka yang sakit cepat diisolasi dan diberi penanganan lebih cepat,” ujar Suyuti.

Sementara itu Direktur RSUD Doris Sylvanus Yayu Indriaty mengakui, lonjakan kasus beberapa minggu belakangan ini berdampak terhadap keterisian ruang perawatan. Bahkan kemarin saja, ada sekitar 15 pasien untuk penanganan intensif dari kabupaten yang tidak bisa dirujuk ke Doris Sylvanus.



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *