Ruang Rawat Inap Teratai RSUD dr Murjani Sampit Kembali Dibuka

Ruang Rawat Inap Teratai RSUD dr Murjani Sampit Kembali Dibuka
RUANG RAWAT INAP DIBUKA: dr Moch Choirul Waro Spesialis Kejiwaan kembali bertugas menangani pasien gangguan jiwa di Ruang Teratai, RSUD dr Murjani Sampit. (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Ruang Teratai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit sempat dialihfungsikan sebagai ruang isolasi Covid-19. Kini, fungsi Ruang Teratai kembali seperti semula, yakni untuk penanganan pasien yang mengalami gangguan jiwa.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD dr Murjani Sampit dr Sutriso mengatakan, dibukanya Ruang Teratai dikarenakan pasien kasus Covid-19 yang di rawat di rumah sakit sudah melandai. Ruang Teratai dikembalikan fungsinya sebagai ruang rawat inap pasien gangguan jiwa.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

“Tidak hanya Ruang Teratai, satu per satu ruangan yang digunakan untuk ruang isolasi Covid-19 sebelumnya sudah dikembalikan lagi fungsinya seperti sedia kala,” kata Sutriso.

Mantan Ketua IDI Kotim itu mengatakan, pengembalian fungsi Ruang Teratai tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar. Standar ruang isolasi pasien Covid-19 berbeda dengan standar ruang rawat inap untuk penanganan pasien gangguan jiwa.

“Perlu ada perbaikan ruang. Selama difungsikan untuk pasien Covid-19, teralis dilepas, ada beberapa perubahan. Kalau ruang rawat inap pasien gangguan jiwa diaktifkan, teralis harus kembali dipasang dan perlu setting ruang sesuai zona kasus pasiennya,” katanya.

Baca Juga :  Serius Garap Taman di Atas PPM, Halikinnor Perintahkan Hal Ini

Kepala Ruang Teratai Desriati mengatakan, Ruang Teratai sudah dibuka sejak 15 November 2021 lalu. Ada 17 perawat dan dua dokter spesialis kejiwaan yang bertugas dengan sistem pembagian shift.

“Untuk saat ini ada 14 bed yang disediakan. Sejak dibuka sampai sekarang sudah terisi 7 pasien yang masih dalam perawatan,” kata Desriati.

Dibukanya Ruang Teratai disambut gembira oleh para tenaga kesehatan yang bertugas. Selama masa pandemi Covid-19 tahun lalu, tenaga kesehatan yang sebelumnya bertugas menangani pasien gangguan jiwa dialihkan untuk menangani pasien Covid-19.

“Saya senang, dokternya juga senang. Menangani pasien dengan gangguan kejiwaan itu memang harus penuh kesabaran, tetapi menyenangkan. Pasiennya yang mencari kita, kami jadi merasa disayangi. Semenjak kasus Covid-19 melonjak kami fokus menangani pasien Covid-19, ruangan ini juga cukup lama dialihkan sebagai ruang isolasi Covid-19, sekarang sudah bisa memberikan layanan rawat inap lagi,” tandasnya. (hgn/yit)



Pos terkait