Rugi Besar Dihantam Virus, Peternak Babi Kotim Harapkan Bantuan

peternak babi,peternak babi kotim merugi,virus demam babi afrika,babi,demam babi afrika,demam babi afrika di indonesia,berita sampit hari ini,radar sampit hari ini,radar sampit
LANGSUNG DIKUBUR: Ternak babi warga yang mati mendadak langsung dikubur, beberapa waktu lalu. (RADO/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, RadarSampit.com – Kelompok peternak babi di Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur, berharap bisa dibantu Pemkab Kotim setelah ternak mereka habis total diserang virus beberapa waktu lalu. Ratusan ekor ternak yang diserang virus membuat mereka merugi hingga ratusan juta rupiah.

”Kami berharap dibantu pemerintah daerah melalui kelompok peterna. Paling tidak untuk bibitnya, karena sejak diserang virus itu kami kesulitan mencari bibit akibat kerugian begitu besar,” kata Tuah Daniel, salah seorang peternak, Selasa (2/8).

Bacaan Lainnya

Tuah menuturkan, bibit ternak babi sangat membantu bagi peternak. Mereka sudah menyusun pengajuan kepada Pemkab Kotim agar bisa direalisasikan. ”Karena sejak virus itu menyerang, membuat kami kesulitan mencari bibitnya,” kata Tuah.

Sebelumnya, ratusan ekor ternak babi warga setempat sakit-sakitan hingga banyak yang mati. Hal tersebut diduga disebabkan merebaknya virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

Baca Juga :  Tatib Direvisi, Kinerja DPRD Kotim Diharapkan Meningkat

Menyebarnya virus ASF di Kotim diketahui setelah warga asal Desa Tanjung Jorong, Kecamatan Tualan Hulu, pada Desember 2021 lalu melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pertanian Kotim. Sekitar 50 ekor babi milik warga mati perlahan. Hal serupa juga terjadi di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu.

Pada Januari 2022 lalu, dilaporkan ada 60 ekor babi mati. Disusul Februari 2022 di Desa Tumbang Boloi, Kecamatan Telaga Antang, yang dilaporkan sekitar 50 ekor babi mati. Kematian terbanyak terjadi di Desa Luwuk Bunter, sekitar 150 ekor.

Kendati virus ASF ganas dan dapat mematikan babi, kata Tuah, virus itu tidak menular ke hewan lainnya dan tidak membahayakan manusia. Namun, virus ASF sangat mudah menyebar tanpa disadari. Virus dapat bertahan pada benda selama berbulan-bulan, seperti pakaian dan peralatan lain yang digunakan peternak yang terpapar virus ASF.

Penyebaran virus itu juga membuat harga daging babi terus melejit. Awalnya hanya Rp 80 ribu per kilogram, kini terus meningkat hingga Rp 120 ribu untuk jenis daging babi potong. (ang/ign)



Pos terkait