PALANGKA RAYA – Amukan si jago merah terjadi di Jalan Patimura, Kota Palangka Raya, Jumat (23/7) malam. Musibah kebakaran itu menghanguskan satu rumah dan tujuh barak. Diduga api berasal dari korsleting listrik bagian atap.
Api terlihat berkobar lantaran bangunan terbuat dari sebagian kayu berpondasi semi permanen. Ditaksir kerugian mencapai satu miliar rupiah. Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Api berhasil dipadamkan sekitar kurang lebih satu jam kemudian.
Puluhan petugas pemadaman diturunkan. Bahkan Polda Kalteng mengerahkan Kendaraan Taktis (Rantis) Armoured Water Cannon (AWC) guna membantu para petugas dari Unit Pemadam Kebakaran (Damkar).
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri melalui Kanit III SPKT Aiptu Ilham Syahriar menyampaikan, kebakaran diketahui oleh warga sekitar sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu warga sedang beristirahat. Beberapa warga melihat api berasal dari salah satu barak tujuh pintu tersebut.
“Api diduga dari bagian atas bangunan terbuat dari kayu dan beratapkan seng, berukuran 7 meter x 21 meter persegi.
Akibat kejadian itu ada tujuh barak hangus terbakar. Tidak ada barang berharga berhasil diselamatkan. Namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu,” sebutnya.
Selain melalap barak, api juga menghanguskan rumah beton berukuran 9 meter x 12 meter persegi. Sebelumnya api membakar barak enam pintu lainnya berukuran 6 meter x 18 meter yang berada di sekitaran TKP kebakaran.
“Api dengan cepat merambat karena lokasi bangunan yang berdempetan dan angin cukup kencang, serta padatnya masyarakat sehingga menyebabkan unit damkar kesulitan saat menuju TKP,” ungkap Ilham.
Ilham menambahkan, saat ini proses pemeriksaan dilimpahkan ke Satreskrim Polresta Palangka Raya. “Intinya api diduga berasal dari atas plafon barak. Barak itu milik Suparman dan rumah milik Kristian, semua terbakar habis. Untuk detailnya ditangani oleh Satreskrim Polresta Palangka Raya” kata Ilham.
Sementara itu Kartini mengaku sedang istirahat saat kebakaran. Dirinya dibangunkan kerabatnya hingga lolos dari maut. ”Pokoknya saat itu sudah menyebar apinya, tidak ada barang yang berhasil diselamatkan. Saya bangun, api sudah di kepala, makanya saya lebih baik melarikan diri. Alhamdulilah selamat. Saya pun tidak tahu bagaimana persisnya musibah itu terjadi,” ucapnya. (daq/yit)