SD ET Semilar Belajar Jurnalistik ke Radar Sampit

soc open
STUDY TOUR: Para peserta study tour dari SD Eka Tjipta Semilar bersama dewan guru berfoto bersama di ruang percetakan Surat Kabar Harian Radar Sampit, Minggu (12/2) siang.

SAMPIT, radarsampit.com – SD Eka Tjipta Semilar melaksanakan study tour ke Radar Sampit, Minggu siang (12/2). Kegiatan yang bertujuan menambah wawasan soal dunia jurnalistik diikuti sebanyak 65 siswa dan didampingi 18 guru. Mereka menggunakan dua buah bus dari lokasi sekolah di Jalan Jenderal Sudirman Km 105, Desa Rungau Raya, Kecamatan Danau Seluluk, Kabupaten Seruyan menuju kantor Surat Kabar Harian (SKH) Radar Sampit.

Kepala SD Eka Tjipta Semilar Widedy mengakan kegiatan study tour ini menjadi agenda resmi pihak sekolah setiap tahunnya. Hanya saja selama pandemi Covid-19, kegiatan ini vakum dan baru bisa dilaksanakan tahun 2023.

Bacaan Lainnya

“Terakhir kita ke sini (Radar Sampit, Red) awal tahun 2020 sebelum Covid. Setelahnya dihentikan karena pademi dan baru bisa digelar kembali tahun ini,” ucap Widedy disela kegiatan.

Widedy berharap lewat kegiatan ini ada banyak manfaat yang bisa didapatkan anak didik, terutama terkait jurnalistik. Dan yang lebih penting anak didik bisa menjadi penyampai pesan kepada teman-temannya terkait kampanye anti hoax dan peningkatan budaya literasi.

Baca Juga :  Jaga Tradisi Keliling dari Rumah ke Rumah 

“Radar Sampit sengaja kami jadikan pilihan karena kami anggap sebagai media cetak terbesar di wilayah Kotawaringin.  Dengan segudang prestasi yang sudah diraih dan tentunya sebagai perusahaan pers yang terverifikasi dewan pers sangat layak untuk kami jadikan bahan belajar untuk anak didik kami,” ucap Widedy.

Manejer Pemasaran Radar Sampit Tono Triyanto yang bertidak selaku pemandu kunjungan mengajak peserta ke dua lokasi, pertama di ruang redaksi dan kedua di ruang percetakan. Tono mengaku bangga dengan sekolah-sekolah yang aktif melaksanakan kunjungan jurnalistik ke Radar Sampit. Menurutnya ilmu yang didapat bisa membantu mencegah anak-anak menjadi penyebar berita hoax. Apalagi dengan derasnya arus informasi yang mudah didapatkan, perlu pembelajaran sejak dini bagaimana caranya menyaring informasi menjadi berita yang benar dan bertanggung jawab.

“Peran semua pihak sangat dibutuhkan tidak hanya media, tapi juga guru di sekolah dan orang tua. Jangan sampai anak-anak salah mendapatkan informasi. Saya pikir dengan melaksanakan kunjungan seperti ini sangat tepat memberikan pemahaman kepada anak didik bagaimana caranya membedakan mana berita yang benar dan bertanggungjawab serta mana yang hoax,” jelas Tono. (soc)



Pos terkait