Kepala BB POM Palangka Raya Safriansyah sebelumnya mengatakan, bahan baku yang digunakan untuk membuat kue ipau juga mengandung bakteri E Coli dan Salmonella. Uji pemeriksaan tersebut dilakukan terhadap potongan wortel, kentang, dan daging cincang, sedangkan air untuk memasak dinyatakan negatif E Coli dan Salmonella.
Pedagang kue ipau yang dikonsumsi puluhan korban keracunan massal, Ipul, sebelumnya mencurigai ada orang yang berusaha menyabotase usahanya. Pasalnya, bisnisnya ramai didatangi pembeli. Selain itu, kue ipau yang dijualnya jadi satu dengan dagangan warga lain yang menitipkan di tempat usahanya tersebut.
”Saya yakin makanan yang saya buat ini (kue ipau, Red) tidak ada masalah. Saya khawatirnya ada orang lain melakukan sabotase,” kata Ipul, 4 April lalu.
Menurut Ipul, kue ipau tersebut dijual bersama dagangan lainnya. Selama beberapa hari sejak Ramadan, tak ada masalah dengan kue tersebut. Persoalan baru muncul pada kue yang dijual pada 28 dan 29 Maret. Kue yang dijual pada hari itu, telah diambil sampelnya untuk diuji di Labkesda.
Meski masih ragu kuenya jadi sumber petaka, Ipul tak membantah puluhan korban keracunan membeli penganan khas Ramadan itu dari tempat usahanya. Dia juga mengaku telah memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa. Penyidik menanyakan caranya membuat kue itu. (sir/ign)