Sejarah Piring Melawen Bagi Orang Dayak

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Dr Guntur Talajan saat memberikan materi terkait sejarah piring Malawen bagi masyarakat Kalimantan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Dr Guntur Talajan saat memberikan materi terkait sejarah piring Malawen bagi masyarakat Kalimantan di Museum Balanga, kemarin.(agus fatharoni/radarsampit)

PALANGKA RAYA, RadarSampit.com – Kegiatan Belajar Bersama yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama UPT Musium Balanga masih berlanjut hingga hari ini. Kemarin, peserta dari kalangan muda mendapatkan materi terkait sejarah dan asal usul Piring Melawen di kalangan masyarakat Dayak.

Selaku narasumber, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalteng Dr Guntur Talajan, menyatakan asal usul piring Melawen merupakan peradaban dari masyarakat Kalimantan dengan Bangsa Tiongkok pada masa lalu.

“Asal usul piring Melawen (piring keramik) adalah dari bangsa Tiongkok yang dulunya berdagang ke tanah Kalimantan dengan sistem barter. Sedangkan untuk peradaban sendiri, dari budaya tidak terpengaruh karena bangsa Cina Selatan datang hanya untuk misi perdagangan,” ujarnya, kepada peserta belajar bersama, Senin (27/9).

Guntur melanjutkan, beberapa barang yang mereka bawa dari Tiongkok yaitu barang-barang pecah belah, perunggu dan emas. Diantaranya seperti piring, guci, gong, kenong, gelang perunggu (gelang belian) dan lain-lain yang mereka barterkan dengan hasil hutan yang dijual oleh orang Dayak di Kalimantan.

Baca Juga :  Sampit Ethnic Carnival akan Kembali Digelar

“Sampai Saat ini beberapa peninggalan bangsa Tionghoa yang masih disimpan oleh sebagian suku Dayak di Kalimantan seperti piring Malawen, Belanga (guci) dan peralatan keramik lainnya. Itulah sedikit inti dari asal usul piring Malawen yang ada di Kalimantan,” bebernya.

Sementara itu, Chici salah seorang peserta belajar bersama dari SMA 4 Palangka Raya mengatakan dengan kegiatan ini dirinya mendapatkan pemahaman tentang beberapa hal yang memang belum diketahuinya. Bahkan dirinya menyampaikan kesannya dengan kegiatan belajar bersama ini banyak wawasan yang diproleh dari sumber yang mengatahui sejarahnya secara langsung.

“Bagus kegiatan seperti ini, karena banyak wawasan yang saya dapatkan. Bahkan kita juga bisa melihat langsung benda-benda peninggalan yang ada di museum. Bahkan dengan adanya belajar bersama ini kita mendapatkan pengetahuan dari orang yang memang mengetahui langsung sejarah dan budaya Kalimantan Tengah,” ungkapnya. (agf/gus)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *