Sembilan Pondok Nelayan Hancur Digulung Banjir Rob

Di landa ROB
DILANDA ROB: Petugas BPBD Kotawaringin Timur memeriksa kesehatan para nelayan di pesisir Pantai Ujung Pandaran, baru-baru ini.

SAMPIT , RadarSampit.com – Fenomena banjir rob air laut di terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).  Sembilan pondok berkonstruksi kayu yang biasa digunakan nelayan untuk beristirahat di Dusun Kalap Seban, Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotim, porak poranda.

Lokasi pondok yang rusak di dekat Sungai Kalap Cabang, antara perbatasan Kabupaten Kotim dan Seruyan. Banjir rob sudah terjadi sejak Senin (23/5) pukul 12.10 WIB, namun baru ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Seruyan dan Kotim kemarin.

Bacaan Lainnya

Kepala Desa Ujung Pandaran Aswinnur mengklarifikasi bahwa informasi dalam bentuk video yang beredar di sosial media bukanlah rumah, melainkan pondok nelayan yang biasa digunakan untuk tempat beristirahat.

“Itu hanya pondok untuk para nelayan beristirahat. Ada enam pondok yang ambruk dan tiga pondoknya ambruk tetapi tidak parah. Puing-puing kayunya masih bisa digunakan,” kata Aswinnur, Minggu (29/5).

Jarak pondok nelayan dengan bibir pantai sekitar lima meter. Pondok yang kebanyakan beratapkan pelepah daun itu biasa digunakan untuk beristirahat.

Baca Juga :  Residivis Sabu Sampit Ini Diringkus dengan Kekuatan Penuh

“Kelotoknya diparkir di situ. Pondok dipakai buat tempat istirahat. Setiap beberapa bulan sekali misalkan Agustus balik ke desa, sekitar September-Oktober balik ke pondok lagi untuk bekerja menangkap ikan,” katanya.

Sembilan pondok itu milik warga Desa Ujung Pandaran. Selain itu, masih ada sekitar 40 KK yang membangun pondok berukuran sekitar 3 meter x 4 meter di sekitar lokasi kejadian.

“Saya masih ragu lokasinya itu dekat perbatasan Sungai Kalap Cabang. Setelah tadi pagi mengecek ke lokasi, pondoknya ternyata warga Desa Ujung Pandaran,” ujarnya.

Sebagian warga membangun tenda darurat untuk tempat beristirahat dan sebagian warga yang pondoknya terdampak banjir rob sudah memilih pindah.

“Sebagian sudah pindah pondok dan ada dibangunkan lagi pondok sekitar 100 meter dari lokasi kejadian,” katanya.

Aswinnur mengatakan, fenomena banjir rob di pesisir pantai daerah Kalap ini baru kali ini terjadi. “Kejadiannya berbarengan dengan yang terjadi di Semarang. Dulunya enggak pernah sampai menghancurkan rumah atau pondok warga. Ketika air laut sedang pasang, air balik ke pantai dan lekas surutnya. Tahun ini kejadiannya cukup parah,” katanya.



Pos terkait