Terkait pemberian pemahaman HIV/AIDS kepada usia produktif/remaja, menurutnya, sesuai program Millenium Development Goals, di mana pada usia 15-24 tahun sudah mengetahui pengetahuan HIV/AIDS secara komprehensif.
Menurutnya, dalam tahun 2019 dan 2020, implementasi program tersebut diarahkan pada kalangan pelajar saat MOS (Masa Orientasi Siswa) dan PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru), namun tidak dapat dilaksanakan karena turut menyukseskan program Covid-19, yakni mengurangi pertemuan dan kerumunan. Akan tetapi, program itu telah dilaksanakan bekerja sama dengan instansi terkait.
Beberapa kegiatan telah dilakukan KPAD Kotim dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, yakni promosi/sosialisasi. Khususnya bagi kalangan aparatur sipil negara (ASN) di lingkup Pemkab Kotim.
”Ada sekitar 18 SOPD yang telah kami datangi untuk promosi/sosialisasi. Kegiatan ini mendapatkan dukungan positif sekali, sehingga dapat berjalan dengan baik,” terangnya.
Sementara itu, untuk mengakhiri epidemi dan ending HIV/AIDS 2030, mewujudkan Three Zero, yaitu tidak ada kasus baru HIV, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigma diskriminasi pada ODHA. Kementerian Kesehatan telah mencanangkan program STOP (suluh, temukan, obati dan pertahankan) untuk mencapai target tersebut.
”Diharapkan dengan berbagai upaya yang telah dirancang untuk pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS di daerah dapat berjalan dengan baik,” tandasnya. (yn/ign)