Siagano Bertugas sampai Akhir Hayat, Kisah Pilu Penyesalan sang Istri

jenazah siagano
KEHILANGAN: Keluarga almarhum Siagano merasakan kehilangan yang sangat dalam dengan kepergian mendadak Camat Telawang tersebut Minggu (29/1) lalu. Jenazahnya disemayamkan di kediamannya Jalan Nanas, Sampit, Senin (30/1). (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Sekretaris Camat Telawang Anas sibuk berbalas pesan melalui aplikasi WhastApp dengan pimpinannya, Siagano, Minggu (29/1). Jarum jam ketika itu menunjukkan pukul 10.48 WIB. Siagano menyempatkan diri menghubungi anak buahnya itu sebelum bertolak ke Sampit.

”Kemungkinan saat itu masih di rumah jabatannya di Telawang. Mau pulang ke Sampit, karena ibu, (istri almarhum) ternyata dari Seruyan juga mau balik ke Sampit,” ujar Anas kepada Radar Sampit, Senin (30/1).

Bacaan Lainnya

Komunikasi keduanya berhenti ketika Siagano mengirim pesan dengan emoji jempol, sekitar pukul 11.00 WIB. Anas menduga bosnya saat itu sudah dalam perjalanan menuju Sampit, sehingga tak ada waktu untuk mengetik tulisan.

Menurut Anas, jenazah almarhum yang ditemukan di Jalan Jenderal Sudirman km 60 Sampit kemungkinan berada cukup lama di lokasi. Sebab, jarak antara Telawang dengan km 60 hanya sekitar 27 km.

”Dari Telawang ke km 60 itu paling sekitar setengah jam perjalanan. Kalau misalnya almarhum berangkat sekitar pukul 11 dari Telawang, berarti sudah lama. Apalagi melihat kondisinya sudah seperti itu,” ujarnya.

Baca Juga :  8 Hari Operasi Zebra, Satu Nyawa Melayang

Jenazah Siagano sebelumnya ditemukan warga sekitar pukul 13.00 WIB dalam posisi terlentang dengan tangan di dada, di atas rumput. Setengah kakinya masuk parit. Mobil dinasnya dengan nomor polisi KH 8261 FW, parkir tak jauh dari tubuhnya yang sudah membujur kaku.

Anas mengungkapkan, setelah kejadian tersebut, dia mendapatkan informasi dari warga Desa Sumber Makmur, ada yang melihat mobil almarhum terparkir di pinggir jalan sekitar pukul 14.00 WIB. ”Tapi, karena hanya lewat, warga tidak turun,” imbuhnya.

Dia baru mengetahui kabar meninggalnya Siagano dari istri almarhum yang mencoba mengonfirmasi kabar duka tentang suaminya. ”Bu camat dihubungi anak buah saya. Mungkin anak buah saya gak berani bilang. Ibu camat telepon saya, saya juga kaget. Ternyata setelah saya cari tahu, baru banyak informasi yang masuk. Mau dekat Magrib itu baru banyak pesan masuk,” ujarnya.

Anas mengaku sangat kehilangan atas kepergian almarhum. Selama menjabat sebagai Camat Telawang, Siagano merupakan pejabat yang disiplin dan aktif. ”Beliau itu paling aktif. Kalau anak buah tidak aktif, kami yang malu, karena beliau selalu ada di kantor,” ujarnya.



Pos terkait