Suka Makmur Kecamatan Kolam Jadi Desa Nol Stunting

kepala bkkbn
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa Desa Suka Makmur, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah berhasil wujudkan desa nol stunting lewat gencarnya intervensi sensitif.

“Keberhasilan Desa Suka Makmur sebagai desa nol stunting tidak terlepas dari dukungan penuh semua warganya untuk menjalankan program yang telah ditetapkan pemerintah pusat dalam upaya mengatasi stunting,” kata Kepala Desa Suka Makmur Muhammad Toha.

Bacaan Lainnya

Toha menuturkan bahwa terdapat 259 Kepala Keluarga (KK) dengan total penduduk 858 jiwa di desanya itu. Mereka berhasil menekan angka stunting dengan lima pilar bertajuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Kelima pilar itu terdiri dari stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengolahan air minum dan makanan dengan benar, pengelolaan sampah rumah tangga serta pengelolaan limbah cair rumah tangga agar tidak mencemari lingkungan.

Kepala Desa nol stunting tersebut juga membeberkan jika cara lain yang digencarkan adalah dengan memberikan pemahaman-pemahaman kepada ibu hamil dan keluarga secara menyeluruh tentang pencegahan stunting melalui bidan dan tenaga kesehatan terkait apa saja yang harus dihindari dan dilakukan oleh ibu hamil.

Baca Juga :  Satwa Langka di Kalteng jadi Korban Karhutla

Toha juga menyampaikan bahwa pemerintah desa juga memberikan edukasi secara terus menerus kepada masyarakat tentang bahaya stunting.

“Untuk pemenuhan gizi kepada ibu hamil dan anak risiko stunting, pemerintah desa telah menganggarkan dari Pendapatan Asli Desa (PAD) dan iuran dari guru dan wali murid dari PAUD yang ada di Desa Suka Makmur sehingga tidak hanya bergantung dari dana desa atau anggaran dana desa,” kata Toha.

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Tengah Dadi Ahmad Roswandi membeberkan jika Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi stunting di Kalimantan Tengah masih 27,4 persen, meski turun dari 2019 lalu yang menyentuh 32,3 persen.

Dadi mengatakan penurunan stunting di daerah itu juga tidak bisa terlepas dari regulasi pemerintah daerahnya, seperti Surat Keputusan Gubernur Nomor: 188.44/73/2019 tentang Tim Pelaksana Program Aksi Percepatan Penanggulangan Stunting Provinsi Kalimantan Tengah dan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 14 Tahun 2019 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Melalui Aksi Ela Hindai Stunting Tahun 2019.



Pos terkait